Bos LPS Bilang Kantong Bank Masih Tebal, Ini Buktinya

Market - Ayyi Hidayah, CNBC Indonesia
17 November 2022 09:40
LPS Foto: Detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) permodalan perbankan nasional sangat tinggi meskipun di tengah krisis dan pandemi. Angkanya masih di kisaran 25%.Tren ini masih bisa dipertahankan setelah tahun lalu mencetak rekor tertinggi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), CAR perbankan tumbuh signifikan dan berada di level 25,67% sepanjang tahun 2021.

Ini adalah rasio permodalan tertinggi dalam empat tahun terakhir. Pada tahun-tahun sebelumnya, tingkat permodalan bank justru masih di bawah level 24%. Tercatat CAR bank di level 22,97% (2018), 23,40% (2019) dan 23,89% (2020).

Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono mengungkapkan, memasuki akhir tahun 2022 pemulihan domestik terus berlanjut di tengah tingginya faktor ketidakpastian eksternal.

Menurutnya, resiliensi ekonomi Indonesia tersebut ditopang oleh konsumsi domestik dan investasi yang tumbuh dengan baik, dimana konsumsi domestik yang besar menyebabkan guncangan yang terjadi di tingkat global dapat diredam oleh solidnya ekonomi domestik.

"Ekonomi nasional memiliki fundamental yang kuat karena didominasi oleh dorongan konsumsi domestik. Selain itu, industri perbankan juga berada dalam kondisi yang stabil dengan tingkat permodalan yang kuat, tingkat likuiditas yang ample, dan pertumbuhan profitabilitas yang memadai," ujarnya di Seminar The 6th Indonesia Risk Management Outlook 2023, dihelat di Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Berdasarkan data terkini, meskipun ada ketidakpastian global namun ekonomi Indonesia mampu tumbuh, utamanya di antara negara-negara anggota G20 lainnya, yaitu sebesar 5,72% pada kuartal III yang lalu, setelah sebelumnya tumbuh 5,45% pada kuartal II.

Kemudian, Didik menjelaskan, ketahanan industri perbankan pun tetap terjaga dengan baik. Tingkat permodalan perbankan sangat tebal pada level 25,12% pada bulan September 2022. Sementara, penyaluran kredit tumbuh sebesar 11,00% YoY dengan dana pihak ketiga mulai ternormalisasi dengan tumbuh 6,77% YoY pada bulan September 2022.

"Hal ini mengindikasikan bahwa intermediasi perbankan terus mengalami peningkatan dengan risiko kredit yang terkendali. Likuiditas perbankan masih sangat memadai untuk mendorong pertumbuhan kredit ke depan dengan indikasi Alat Likuid/Non-Core Deposit /AL/NCD yang sebesar 121,61% atau dua kali lebih tinggi dari threshold yang sebesar 50%," jelasnya.

Lebih jauh, Didik menegaskan, bahwasanya Lembaga-lembaga anggota KSSK yaitu, BI, OJK, LPS dan Kemenkeu akan terus melakukan sinergi dan koordinasi secara intens dalam rangka menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) untuk menghadapi potensi risiko global yang semakin meningkat.

"LPS bersama anggota KSSK lain bersinergi untuk mengatasi dampak shock terhadap perekonomian. Saat terjadi gangguan atau shock pada sistem perekonomian, mekanisme shock absorber pada umumnya dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan fiskal dan oleh bank sentral dengan kebijakan moneter, ini ditujukkan untuk memperkuat fundamental makroekonomi nasional untuk bertahan dari guncangan dan shock pada sistem perekonomian," tutupnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bunga Bank Digital Tinggi, Ini Kata LPS


(ayh/ayh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading