Top Gainers-Losers

Ini Saham Tercuan-Terbuntung Akhir Pekan Lalu

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 November 2022 07:05
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat pada perdagangan Jumat (11/11/2022) akhir pekan lalu.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melejit 1,76% ke posisi 7.089,21. IHSG menembus kembali level psikologis 7.000.

Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 0,62% secara point-to-point (ptp).

Nilai transaksi indeks pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai sekitaran Rp 16 triliun dengan melibatkan 29 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 327 saham menguat, 198 saham melemah, dan 184 saham mendatar.

Namun pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 573,57 miliar di pasar reguler.

Di tengah melejitnya IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham baru emiten fesyen muslim yakni PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) memimpin deretan top gainers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham ZATA ditutup meroket 34,81% ke posisi harga Rp 182/saham.

Nilai transaksi saham ZATA pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 41,54 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 264,01 juta lembar saham. Asing pun mengoleksinya sebesar Rp 618,22 juta di pasar reguler.

Saham ZATA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 November lalu, mengawali debutnya di Bursa Efek Indonesia, saham ZATA naik 35% ke level Rp 135. Dalam 2 hari saja, ZATA sudah tercatat melejit hingga 82%.

ZATA mematok harga penawaran umum saham alias initial public offering (IPO) di level Rp 100.

Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 1.700.000.000 saham setara dengan 20,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dan dana yang berhasil dihimpun Perseroan sebesar Rp 170 miliar.

Menurut data dari Fitch Solutions, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki hingga tahun 2026 diprediksi akan terus bertumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 7,5% setiap tahunnya menjadi Rp 469,3 Triliun atau US$ 34,7 miliar pada tahun 2026.

Selain itu, pemerintah juga terus mendukung Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia, hal inilah yang mendorong Perseroan menangkap peluang menghadirkan brand fesyen muslim, membangun pusat distribusi untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi kebutuhan market muslim di Indonesia.

Langkah Perseroan untuk masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi Perseroan untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan, rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) kembali memimpin jajaran top losers pada perdagangan akhir pekan lalu. Saham NANO ditutup ambruk 9,38% ke posisi harga Rp 29/saham.

Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 16,14 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 529,06 juta lembar saham. Asing melepas saham NANO sebesar Rp 4,63 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 7 November hingga akhir pekan lalu, saham NANO belum pernah mencetak penguatan, di mana saham NANO sudah terkoreksi sebanyak 5 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham NANO ambles 35,56%, sedangkan dalam sebulan terakhir saham NANO ambrol 36,96%.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham NANO. Namun jika melihat kinerja keuangannya, pada semester I-2022 NANO mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 3,1 miliar naik 78,9% dibandingkan dengan pendapatan neto pada periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 sebesar Rp 7,74 miliar.

Meskipun kondisi perekonomian nasional yang belum pulih total sebagai akibat Pandemi Covid-19, NANO juga tetap optimis bahwa kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan akan memberikan kontribusi positif bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan.

Untuk diketahui, NANO berdiri sejak tahun 2019 dan bergerak di bidang jasa layanan sains, teknologi riset dan pengembangan, serta rekayasa material dan nanoteknologi.

Sejak tahun 2019, bisnis perseroan terus-menerus mengalami pertumbuhan di mana pada saat ini perseroan telah memiliki layanan riset dan pengembangan dan tiga layanan lainnya untuk tahap implementasinya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular