Inflasi AS Mendingin, Wall Street Melejit 4%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
10 November 2022 21:47
FILE PHOTO: People pose next to the Wall Street Bull in the financial district in New York, U.S., August 10, 2017. REUTERS/Eduardo Munoz/File Photo
Foto: REUTERS/Eduardo Munoz

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks utama Wall Street kompak menguat setelah rilis data inflasi Amerika Serikat yang turun di bawah 8%. Hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi tingkat agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Pada perdagangan Kamis (10/11/2022) Do Jones dibuka melonjak 2,4% ke 33.287,14. Sementara S&P500 melejit 3,5% ke 3.876,7 dan NASDAQ melambung 4,7% ke 10.842,9.

Tingkat inflasi yang mengacu Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat naik hanya 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumya (month-to-month/mtm). Sementara inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7% year-on-year/yoy. Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3% mtm dan 6,3% yoy

Ini merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6% mtm dan 7,9% yoy.

"Itu hanya memunculkan gagasan inflasi puncak, puncak Fed ... The Fed akan melambat dan memuncak daripada terus menaikkan secara agresif pada 75 basis poin pada suatu waktu," kata John Briggs dari NatWest.

Sesaat setelah pengumuman inflasi, para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 basis poin.

Saham semikonduktor mendapat dorongan, dengan saham Lam Research, KLA dan Applied Materials masing-masing naik lebih dari 5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular