Investor Buru Lagi SBN Hari Ini, Yield-nya Turun Semua

Market - Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 November 2022 01:37
Business adviser analyzing financial figures denoting the progress in the work of the company. Foto: Freepik

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (9/11/2022), di mana investor mengabaikan sentimen pasar yang cenderung positif pada hari ini.

Investor mengoleksi SBN pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) di seluruh SBN acuan.

Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) negara menjadi yang paling besar penurunan yield-nya pada hari ini, yakni merosot 10,5 basis poin (bp) ke posisi 7,326%.

Sedangkan, SBN berjatuh tempo 30 tahun menjadi yang paling kecil penurunan yield-nya hari ini, yakni turun tipis 0,2 bp menjadi 7,553%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Kemarin, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Oktober 2022 yang berada di 120,3, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 117,2.

IKK yang berada di atas 100 mengindikasikan bahwa masyarakat optimis terhadap kondisi ekonomi. Kenaikan pada IKK terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, kelompok usia, serta kategori pendidikan dari responden.

Meningkatnya IKK tersebut dipicu oleh peningkatan keyakinan konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) terindikasi meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada indeks pembelian durable goods. Sementara dari sisi Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), peningkatan terutama terjadi pada ekspektasi kegiatan usaha.

Sementara, angka penjualan ritel per September 2022 menjadi 4,56% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Tetap kuatnya penjualan eceran didukung oleh peningkatan penjualan kelompok makanan, Minuman, dan Tembakau serta perbaikan pada kelompok Perlengkapan Rumah Tangga di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang.

Kinerja penjualan eceran pada Oktober 2022 diprediksikan masih akan tumbuh positif ke 4,51% secara yoy.

Di sisi lainnya, tekanan inflasi pada Desember 2022 dan Maret 2023 diperkirakan akan meningkat. Hal tersebut didorong oleh kenaikan harga bahan baku serta kenaikan permintaan karena akan menghadapi Natal.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah (US Treasury) cenderung bervariasi pada pagi hari ini waktu AS, di mana investor menanti hasil pemilihan paruh waktu Kongres AS.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun turun tipis 0,2 bp menjadi 4,67%. Sedangkan yield Treasury benchmark tenor 10 tahun naik 1,7 bp menjadi 4,145%.

Pasar berharap bahwa pemilu paruh waktu Kongres AS dapat membawa perubahan ekonomi Negeri Paman Sam menjadi lebih baik dan terlepas dari krisis.

Pelaku pasar mengharapkan Partai Republik untuk mengambil kembali Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS dan mungkin memenangkan Senat juga ketika hasil mulai bergulir pada Selasa malam.

Investor cenderung menyukai gagasan 'kemacetan' di Washington dengan Kongres dan Presiden yang terbagi karena akan membatasi pengeluaran pemerintah, pajak dan peraturan baru.

"Reaksi pasar keuangan terhadap kemenangan Partai Republik harus diredam, karena hasil DPR sudah diharapkan secara luas, dan hasil Senat membuat sedikit perbedaan pada hasil kebijakan jika Partai Republik mengendalikan DPR," tulis Jan Hatzius dari Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

"Kemenangan Demokrat yang mengejutkan di DPR dan Senat kemungkinan akan membebani ekuitas, karena pelaku pasar mungkin mengharapkan kenaikan pajak perusahaan tambahan," tambah Hatzius.

Selain pemilu paruh waktu Kongres AS, investor juga menanti tingkat inflasi konsumsi AS pada Oktober yang diperkirakan mencapai 8% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,2%.

Inflasi menjadi fokus utama karena dapat menentukan sikap bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) berikutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Terungkap, Penyebab Kenaikan Yield SBN & Treasury AS


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading