Breaking News: Harga Emas Meroket 2% Lebih!

Maesaroh & Maesaroh, CNBC Indonesia
09 November 2022 06:45
FILE PHOTO: An employee shows gold bullions at Degussa shop in Singapore June 16, 2017. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Foto: Emas Batangan di toko Degussa di Singapur, 16 Juni 2017 (REUTERS/Edgar Su)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terbang setelah dolar Amerika Serikat (AS) terkapar. Pada perdagangan Rabu (9/11/2022) pukul 06: 01 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di posisi US$ 1.712,18 per troy ons. Harga sang logam mulia memang melandai tipis 0,08%.

Namun, harga tersebut masih berada di level tertingginya sejak 6 Oktober lalu atau sebulan terakhir.
Pada perdagangan Selasa (8/11/2022), harga emas bahkan terbang dan ditutup di posisi US$ 1.712,52 per troy ons. Harga tersebut melonjak 2,26%.

Harga tersebut sekaligus menandai kembali masuknya emas ke level psikologis US$ 1.700 per troy ons untuk pertama kalinya sejak 6 Oktober 2022. Dalam sepekan, harga emas sudah melonjak 4,7% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga menguat 2,6% sementara dalam setahun anjlok 6,6%.

Menguatnya emas kemarin salah satunya ditopang oleh ambruknya dolar AS. Indeks dolar kemarin ditutup di posisi 109,62 atau posisi terendahnya sejak 13 September 2022.

Analis Heraeus Precious Metals Tai Wong mengatakan penguatan emas kemarin ditopang oleh aksi short covering pelaku pasar serta melandainya dolar AS. Mata uang Greenback melandai setelah ekspektasi pelonggaran bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menguat setelah pengangguran AS meningkat pada Oktober.

"Sepertinya ada aksi beli dalam jumlah besar yang menopang emas. Dolar AS melemah karena pelaku pasar kembali berekspektasi The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan 50 bps di Desember," tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar kini menunggu data inflasi AS yang akan keluar pada Kamis pekan ini. Ekspektasi pasar menunjukkan inflasi diharapkan melandai ke 6,5% (year on year/yoy) pada Oktober dari 8,2% (yoy) pada September.

"Jika inflasi melandai maka emas akan semakin menguat karena ada harapan The Fed melonggarkan kebijakan akan semakin kuat," tutur analis High Ridge Futures David Meger.

Pelaku pasar juga menunggu hasil pemilu jeda AS yang berlangsung pada Selasa yang digelar Selasa (8/11/2022).

Hasil pemilu akan berdampak besar terhadap dua tahun terakhir masa pemerintahan Joe Biden karena ikut menentukan kebijakan mulai dari pengeluaran pemerintah hingga politik luar negeri. Pelaku pasar berharap Partai Republik untuk mengambil kembali Dewan Perwakilan Rakyat dari partai Demokrat dan mungkin memenangkan Senat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular