Saham Pendatang Baru Kasih Cuan Gede
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Selasa (8/11/2022), meski sentimen pasar kemarin masih cenderung positif.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,74% ke posisi 7.050,126. IHSG gagal bertahan di level psikologis 7.100 kemarin.
Pada perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menghijau di posisi 7.102,43. Namun, hanya selang satu menit saja, indeks mendadak berbalik arah dengan koreksi 0,28% ke 7.082,78. Kemudian pada pukul 10:12 WIB, IHSG terpantau makin terkoreksi 0,33% ke 7.078,94 hingga akhir perdagangan sesi I.
Sedangkan di perdagangan sesi II, pelemahan IHSG pun berlanjut. Menjelang akhir perdagangan, IHSG sempat menyentuh level terendah hariannya di 7.039,25. Namun pada akhir perdagangan, pelemahan IHSG pun terpangkas meski tak bisa kembali ke zona hijau.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 35 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 235 saham menguat, 276 saham melemah dan 197 saham stagnan.
Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 189,03 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.
Saat IHSG berakhir terkoreksi, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.
Saham emiten properti pengelola Balikpapan Superblock, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) tergolong masih baru dan langsung memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham BSBK ditutup meroket 35% ke posisi harga Rp 135/saham.
Nilai transaksi saham BSBK pada perdagangan debutnya kemarin mencapai Rp 38,06 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 281,96 juta lembar saham. Asing mengoleksinya sebesar Rp 8,51 juta di pasar reguler.
BSBK melepas sebanyak 2.750.000.000 saham melalui penawaran umum perdana. Harga penawaran sebesar Rp 100/saham. Sehingga, dana yang diperoleh sebesar Rp 275 miliar.
PT Artha Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi korporasi ini.
Bersamaan dalam IPO, BSBK juga akan melaksanakan konversi utang kepada kreditur sebesar Rp 234,17 miliar dengan harga konversi yang sama dengan harga penawaran yaitu Rp 100/saham. Sehingga kreditur akan mendapatkan saham baru sebanyak 2.341.713.397 saham.
BSBK juga menerbitkan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi kreditur dan calon investor yang membeli saham dalam penawaran umum perseroan ini.
Setiap pemegang 100 saham baru berhak memperoleh 137 waran. Setiap 1 waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran yang diterbitkan mempunyai jangka waktu selama 1 tahun sejak pencatatan. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 125 per lembar.
Dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I, apabila dilaksanakan oleh pemegang saham, sebesar Rp 200 miliar akan digunakan untuk pembayaran utang pokok ke PT BPD Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara dan sisa dana yang diperoleh akan dipergunakan untuk modal kerja Perseroan.
Sebagai pengembang properti yang berbasis di Kalimantan Timur (Kaltim), perseroan tak mau ketinggalan dalam memanfaatkan momentum peluang bisnis apalagi seriring dengan berpindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim.
(chd/chd)