Kedigdayaan Dolar Mulai Runtuh, Rupiah Harusnya Menguat Lagi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah akhirnya mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya setelah melemah selama 5 hari beruntun.
Sempat menyentuh Rp 15.645/US$, sayangnya penguatan rupiah terus terpangkas dan mengakhiri perdagangan Senin kemarin di Rp 15.705/US$ atau menguat 0,19%. Penguatan rupiah berpotensi berlanjut pada perdagangan Selasa (8/11/2022) melihat indeks dolar AS yang kembali turun 0,7% kemarin, setelah jeblok 1,8% Jumat pekan lalu.
Selain itu kabar baik datang dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin mengumumkan realisasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2022 tumbuh 5,72% (year on year (yoy). Rilis tersebut sedikit lebih tinggi dari proyeksi pemerintah 5,7%, dan Bank Indonesia (BI) 5,5%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6%.
"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan persisten selama empat kuartal berturut sejak kuartal IV 2021. ini menandakan pemulihan ekonomi terus berlanjut dan semakin menguat," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).
MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya.
Rupiah kini sudah berada di atas Rp 15.450/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%. Level tersebut bisa menjadi 'gerbang keterpurukan' bagi rupiah, selama tertahan di atasnya. Terbukti, rupiah terus tertekan setelah menembus level tersebut.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 32,5% tersebut rupiah berisiko terpuruk semakin jauh, menuju Rp 16.000/US$ atau di kisaran Rp 15.900/US$ yang merupakan FIb. Retracement 23,6%.
Resisten terdekat hari ini berada di kisaran Rp 15.630/US$, jika ditembus rupiah berisiko menuju
resisten selanjutnya di kisaran Rp 15.760/US$ hingga Rp 15.800/US$.
Area tersebut bisa menjadi penahan pelemahan rupiah di pekan ini, tetapi jika ditembus dan tertahan di atasnya, rupiah dalam hitungan hari bisa menyentuh lagi Rp 16.000/US$.
Indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought), juga memberikan peluang penguatan.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Level psikologis Rp 15.700/US$ menjadi support terdekat, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.670/US$ - Rp 15.650/US$.
(pap/pap)