
Joss! Dewi Fortuna Lebih Pilih Rupiah Ketimbang Dolar AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berhasil menguat di hadapan dolar AS sepanjang minggu ini. Faktor pelemahan dolar AS menjadi katalis positif untuk rupiah menguat.
Di pasar spot, rupiah menguat 0,52% sepekan dan ditutup di Rp 15.548/US$. Indeks dolar AS secara bersamaan juga melemah nyaris 1%.
Bagaimanapun juga penguatan rupiah masih terbatas. Rupiah masih bergerak di atas Rp 15.500/US$ di sepanjang minggu ini.
Isu resesi ekonomi global di tahun 2023 masih menjadi sentimen utama yang menggerakkan pasar. Adanya peluang ekonomi global tumbuh melambat bahkan jatuh ke jurang resesi karena kebijakan bank sentral yang tidak akomodatif lagi alias diperketat.
Di minggu ini saja ada 2 bank sentral negara Barat yang mengetatkan kebijakan moneternya yaitu Bank of Canada (BoC) yang mengerek naik suku bunga acuan 50 basis poin (bps) pada Rabu (26/10/2022).
Selain bank sentral Kanada ada juga bank sentral Uni Eropa yaitu ECB yang juga menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps.
Rilis data ekonomi yang melampaui proyeksi dari China dan AS sebagai dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia masih belum mampu menjadi katalis positif untuk kinerja aset keuangan berisiko seperti saham.
Di awal pekan ada China yang melaporkan ekonominya tumbuh 3,9% year-on-year (yoy) pada kuartal III-2022.
Ekonomi China tumbuh lebih tinggi dari kuartal II-2022 yang hanya mengalami ekspansi 0,4% yoy dan diperkirakan hanya tumbuh 3,4% yoy oleh konsensus ekonom pada kuartal III-2022.
AS juga melaporkan kinerja ekonomi yang lebih baik dari perkiraan. Di kuartal III-2022, Produk Domestik Bruto (PDB) AS dilaporkan tumbuh 2,6% secara tahunan melampaui kinerja kuartal II-2022 yang mengalami kontraksi 0,6% dan perkiraan konsensus yang tumbuh 2,4% saja.
Sentimen masih cenderung mixed memang. Kalau dicermati adanya ekspektasi perlambatan ekonomi memang dihadapkan pada opsi bank sentral akan kembali memangkas suku bunga acuan.
Untuk saat ini pelaku pasar terus mencermati arah suku bunga ke depan. Kalau dipangkas lagi wajar dolar AS melemah, apalagi sepanjang tahun ini indeks dolar AS juga sudah menguat tajam.
Apresiasi rupiah juga terdorong oleh adanya inflow di pasar keuangan terutama saham. Asing sudah mulai masuk lagi ke pasar saham RI. Hal ini tercermin dari nilai net buy asing di pasar reguler yang mencapai Rp 1,5 triliun.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer