
Langka Bikin Susah, Saatnya RI Tinggalkan Dolar AS?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) kini langka di mana-mana, termasuk Indonesia. Situasi ini akan membuat mata uang rupiah terus ambruk dan mengganggu perekonomian nasional.
Indonesia memang sudah tidak seharusnya lagi menggantungkan nasib terhadap dolar AS. Salah satunya dengan penggunaan mata uang lokal atau biasa disebut Local Currency Settlement (LCS) dalam transaksi investasi dan perdagangan antar negara.
"Untuk mendorong penggunaan LCS dalam transaksi perdagangan dan investasi," ungkap Kepala Ekonom BCA David Sumual kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (26/10/2022)
Kebijakan ini sudah berjalan dalam beberapa tahun terakhir terhadap negara mitra dagang utama Indonesia. Hanya saja, kalangan dunia usaha masih belum banyak yang memanfaatkan.
"Saat ini kebijakan LCS belum optimal dan harus didorong terus," jelas David.
Local Currency Settlement (LCS) adalah penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara di mana setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.
Sebelum adanya pengenaan LCS, pada aktivitas ekspor dan impor, peredaran mata uang dollar AS di Indonesia mencapai 80-90%. Angka ini terlampau tinggi.
Oleh karena itu, dengan penggunaan LCS ini, pengusaha tidak perlu transaksi menggunakan dollar AS, namun bisa menggunakan rupiah atau mata uang negara tujuan. Hingga 2021 terdapat 1.500 pelaku usaha yang telah memanfaatkan LCS.
Tercatat transaksi LCS Indonesia dengan mitra dagang utama hingga Agustus 2022 mencapai US$ 2,8 miliar atau setara Rp 42 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan, total realisasi transaksi LCS dengan negara mitra pada 2021 yang hanya mencapai US$ 2,5 miliar.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Cadangan Devisa RI US$155,7 M: Utang Sampai Devisa Migas