
Bitcoin, Ethereum cs Masih Menghijau, Bakal Bertahan Lama?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto kembali menguat pada perdagangan Senin (24/10/2022), melanjutkan penguatan sejak akhir pekan lalu.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:11 WIB, Bitcoin menguat 1,27% ke posisi harga US$ 19.430,87/koin atau setara dengan Rp 302.732.955/koin (asumsi kurs Rp 15.580/US$). Sedangkan untuk Ethereum melesat 3,55% ke posisi US$ 1.355,77/koin atau Rp 21.122.897/koin.
Berikut pergerakan 7 kripto utama non-stablecoin pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 19.430,87 | 302.732.955 | 1,27% | 1,31% | 372,70 |
Ethereum (ETH) | 1.355,77 | 21.122.897 | 3,55% | 4,40% | 165,87 |
BNB | 275,32 | 4.289.486 | 1,86% | 1,44% | 44,03 |
XRP | 0,4633 | 7.218 | 0,51% | -0,44% | 23,12 |
Cardano (ADA) | 0,359 | 5.593 | 1,66% | -2,21% | 12,32 |
Solana (SOL) | 28,92 | 450.574 | 2,86% | -3,27% | 10,36 |
Dogecoin | 0,06022 | 938 | 1,05% | 2,71% | 7,99 |
Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin masih cenderung bertahan di kisaran US$ 19.000 hingga hari ini, meski pasar kripto cenderung cerah.
Pasar kripto melanjutkan penguatannya sejak akhir pekan lalu setelah adanya kabar bahwa beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga segera.
Hal ini dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) pada Jumat pekan lalu waktu Amerika Serikat (AS).
"Harapan bahwa The Fed dapat meredam atau melepaskan pedal gas sedikit membantu pasar," kata Andre Bakhos, managing member Ingenium Analytics LLC.
Beberapa pejabat The Fed juga ada yang mulai gelisah terkait kenaikan suku bunga yang besar untuk melawan inflasi.
Mereka juga ingin berhenti untuk menaikan suku bunga di awal tahun depan untuk melihat bagaimana langkah mereka di tahun ini yang telah memperlambat ekonomi dan untuk mengurangi risiko yang menyebabkan perlambatan tajam dalam ekonomi yang tidak perlu.
Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam "penurunan paksa" dengan pengetatan yang berlebihan. Ia menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana laju kenaikan suku bunga harus diperlambat.
Sebelumnya, pasar saham dan kripto terus terbebani oleh sentimen sikap hawkish The Fed sejak awal tahun ini, di mana sikap agresif The Fed dengan menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi dilakukan guna meredam inflasi yang masih tinggi.
Namun risikonya adalah perekonomian Negeri Paman Sam berpotensi melambat kembali bahkan berpotensi mengalami resesi karena suku bunga yang sudah cukup tinggi dan inflasi yang sulit dijinakan.
Hingga hari ini, pelaku pasar memprediksi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan November mendatang.
Mengacu pada FedWatch, sebanyak 95,3% para pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bp dan membawa tingkat suku bunga Fed ke kisaran 3,75%-4% di pertemuan edisi November mendatang.
Namun, laju kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini dan awal tahun depan bisa saja menurun, apabila anggota The Fed sepakat untuk menurunkan laju kenaikannya.
Meski begitu, pasar sudah memprediksi tingkat suku bunga The Fed hingga Februari 2023. Berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat suku bunga The Fed berada di level 4,75% - 5% pada Februari 2023.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?