Review Sepekan

Dolar AS Sedang Loyo, Harga Emas Dunia Melonjak

Market - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
22 October 2022 12:00
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan pekan ini terpantau melesat, meski sejatinya emas dunia masih dalam tren penurunan.

Pada penutupan perdagangan Jumat (21/10/2022) kemarin, harga emas acuan dunia di pasar spot tercatat US$ 1.656,66 per troy ons, melonjak 1,78% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Sepanjang pekan ini, harga emas juga melesat 0,91% secara point-to-point (ptp).

Melesatnya harga emas acuan dunia terjadi karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah di tengah laporan potensi perdebatan antara pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tentang laju kenaikan suku bunga.

Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa pejabat The Fed sedang menuju kenaikan suku bunga lain sebesar 75 basis poin (bp) pada November mendatang, sementara beberapa telah mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera.

"Artikel Wall Street Journal yang menyebutkan laju kenaikan suku bunga sedang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters.

Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam "penurunan paksa" dengan pengetatan yang berlebihan, menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana ia harus memperlambat kenaikan suku bunganya.

Emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Saat suku bunga naik, biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil akan meningkat.

"Dengan emas mencapai titik terendah, orang-orang datang dan mulai membelinya," kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investor, dilansir dari Reuters.

Indeks dolar (DXY), yang mengukur keperkasaan sang greenback dihadapan mata uang lainnya, menyerahkan keuntungan sebelumnya dan melemah 0,6%, membuat emas lebih murah bagi investor.

Meski sudah cenderung lebih murah, tetapi emas dunia diperkirakan masih akan tertekan karena kebijakan suku bunga acuan yang ketat membuat logam masih cenderung kurang menarik bagi investor.

Emas pun diperkirakan bisa jatuh hingga ke level US$ 1.530 per troy ons, skenario terburuk Goldman Sachs.

Skenario ini mempertimbangkan jika inflasi AS akan melandai tahun depan sehingga AS bisa terhindar dari resesi.

Pada skenario ini, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun ada di kisaran 1,7%. Level tersebut jauh di bawah kisaran saat ini yakni 4,07%.

"Saat ekonomi AS melandai, investor juga akan memutar dana nya dari aset aman seperti emas ke saham," tambah Goldman Sachs

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Harga Emas Merosot Terus Nih, Ambles 4 Pekan Beruntun


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading