Wall Street Dibuka Loyo Lagi, Gegara Saham Snap?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Jumat, 21/10/2022 21:09 WIB
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kembali dibuka terkoreksi pada perdagangan Jumat (21/10/2022), di tengah berlanjutnya penilaian pasar terhadap rilis kinerja keuangan emiten dan prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka turun 0,15% ke posisi 30.286,59, S&P 500 melemah 0,18% ke 3.659,25 dan Nasdaq Composite terdepresiasi 0,33% menjadi 10.579,41.

Koreksi Wall Street terjadi di tengah bervariasinya pergerakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) pada pagi hari ini waktu AS.


Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun turun 3,5 basis poin (bp) menjadi 4,575%. Sedangkan untuk yield Treasury benchmark tenor 10 tahun kembali naik 6,5 bp menjadi 4,291%.

Hal ini terjadi setelah laporan dari Wall Street Journal bahwa beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) khawatir tentang pengetatan, di mana The Fed berpotensi menaikkan suku bunga cukup besar kedepannya.

Pasar menyesuaikan ekspektasi mereka untuk tindakan The Fed yang mengindikasikan bahwa bank sentral Negeri Paman Sam tersebut akan berbicara tentang laju kenaikan suku bunga di masa depan.

Namun, kenaikan suku bunga sebesar 75 bp masih diprediksi oleh pasar pada pertemuan The Fed edisi November. Pasar meningkatkan peluang bahwa pada pertemuan Desember, kenaikannya diprediksi menurun yakni sebesar 50 bp.

Probabilitas untuk kenaikan 75 bp pada pertemuan edisi Desember turun menjadi 57,4%, dari sebelumnya memiliki probabilitas sebesar 75,4%, menurut data CME Group. Namun, pasar meningkatkan peluang pergerakan 50 bp menjadi 39,6%, dari sebelumnya sebesar 24,2%.

Meski kekhawatiran pasar akan kenaikan suku bunga The Fed masih ada, tetapi mereka juga masih memfokuskan perhatiannya kepada perilisan kinerja keuangan emiten di AS pada kuartal III-2022, sembari mengevaluasi dampak dari masih tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga The Fed.

"Pola pikirnya cukup suram dengan saham cenderung dijual di mana-mana. Pelaku di balik hal negatif adalah penghasilan dengan banyak kekecewaan di seluruh dunia," kata Adam Crisafulli, analis dari Vital Knowledge, dikutip dari CNBC International.

Perilisan kinerja keuangan emiten pada hari ini tampaknya mulai membatasi optimisme pasar. Saham jasa keuangan American Express dan saham telekomunikasi Verizon ambles lebih dari 4% pada awal perdagangan hari ini, setelah merilis kinerja kuartalan mereka.

Selain itu, saham media sosial Snap ambruk hingga nyaris 30%, setelah melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal III-2022, di mana pendapatan kuartal III-2022 mencapai US$ 1,13 miliar, di bawah ekspektasi.

Pendapatan itu mewakili pertumbuhan tahunan yang hanya tumbuh 6%. Sedangkan pendapatan rata-rata per pengguna, turun 11% menjadi US$ 3,11.

Snap pun memperingatkan bahwa mereka tidak akan melihat pertumbuhan pendapatan di kuartal liburan yang biasanya sibuk.

Alhasil, beberapa saham teknologi media pun berguguran di awal perdagangan setelah kabar dari Snap tersebut. Saham Meta Platform ambles 2,74%, saham Alphabet (Google) melemah 0,33%, dan saham pinterest ambruk 6,36%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia