
Bitcoin-Ether Menguat Sih, Tapi XRP cs Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto cenderung beragam pada perdagangan Jumat (21/10/2022), di tengah kekhawatiran investor akan potensi resesi global yang bakal mengerikan pada tahun depan.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin naik tipis 0,09% ke posisi harga US$ 19.068,81/koin atau setara dengan Rp 296.996.716/koin (asumsi kurs Rp 15.575/US$). Sedangkan untuk Ethereum menguat 0,51% ke posisi US$ 1.286,44/koin atau Rp 20.036.303/koin.
Sedangkan untuk koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti XRP, Cardano, dan Solana terkoreksi masing-masing 2,4%, 3,28%, dan 2,78%.
Berikut pergerakan 7 kripto utama non-stablecoin pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 19.068,81 | 296.996.716 | 0,09% | -4,10% | 365,31 |
Ethereum (ETH) | 1.286,44 | 20.036.303 | 0,51% | -3,30% | 157,17 |
BNB | 268,64 | 4.184.068 | -0,69% | -2,84% | 43,14 |
XRP | 0,4467 | 6.957 | -2,40% | -10,66% | 22,20 |
Cardano (ADA) | 0,3392 | 5.283 | -3,28% | -12,30% | 11,61 |
Solana (SOL) | 27,99 | 435.944 | -2,78% | -11,79% | 9,99 |
Dogecoin | 0,05913 | 921 | 0,39% | -2,94% | 7,83 |
Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin memang terlihat menguat tipis, tetapi sejatinya cenderung flat, di mana hingga hari ini Bitcoin bertahan di kisaran US$ 19.000. Kripto yang secara mayoritas melemah terjadi di tengah lesunya kembali pasar saham global akibat munculnya kembali kekhawatiran atas resesi global.
Pada perdagangan Kamis kemarin, bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi, karena naiknya kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) kembali naik pada perdagangan Kamis kemarin, di mana yield Treasury tenor 10 tahun menyentuh level tertingginya sejak tahun 2008 silam.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun naik 6 basis poin (bp) menjadi 4,612%. Sedangkan untuk yield Treasury benchmark tenor 10 tahun terpantau melonjak 10,3 bp menjadi 4,232%.
Kenaikan suku bunga telah memukul pasar saham dan kripto sepanjang tahun ini, karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terus mencoba mendinginkan inflasi yang tidak terlihat dalam beberapa dekade.
Para pejabat The Fed kembali menekankan bahwa mereka perlu melanjutkan langkah agresifnya selama inflasi masih panas.
Presiden The Fed Chicago, Charles Evans mengatakan pada Rabu lalu bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan bahwa The Fed perlu melanjutkan pendekatan kebijakannya saat ini.
"The Fed perlu meneruskan kebijakannya yang sekarang. Dan bagaimanapun, kenaikan suku bunga lebih jauh akan tetap membebani ekonomi," kata Evans.
Pasar memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan November mendatang.
Mengacu pada FedWatch, sebanyak 95,1% para pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bp dan membawa tingkat suku bunga Fed ke kisaran 3,75%-4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Tahun Baru Imlek 2023, Apa Kabar Harga Bitcoin Cs?