Bos BI Bilang The Fed Makin Agresif, Dolar Kian Kuat

Market - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 October 2022 14:15
Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan September 2022. (Tangkapan layar Youtube BI) Foto: Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan September 2022. (Tangkapan layar Youtube BI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia melihat inflasi global akan naik dan memicu kenaikan suku bunga acuan di banyak negara ke depannya. Kondisi ini akan mempengaruhi kondisi moneter di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai pengetatan kebijakan moneter global ini diikuti dengan kenaikan suku bunga the Fed yang lebih tinggi dalam periode panjang. Alhasil, kondisi ini akan membuat dolar semakin perkasa.

"Kenaikan Fed Fund Rate lebih tinggi, higher for longer period. Dengan semakin kuatnya mata dolar AS sehingga memberikan depresiasi nilai tukar di berbagai negara termasuk Indonesia," ujar Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur Edisi Oktober, Kamis (20/10/2022).

Dari data BI, Indeks Dolar AS telah menguat hingga mencapai level tertinggi 114,76 pada 28 September 2022. Kemudian Indeks Dolar menyentuh 112,98 pada 19 Oktober 2022. Dengan demikian, dolar telah menguat sebesar 18,1% year-to-date (ytd) selama 2022.

Sejalan dengan itu, Perry juga melihat semakin tinggi ketidakpastian global dan negara berkembang termasuk Indonesia, maka semakin tinggi pula aliran keluar investasi portofolio asing.

Menurut Perry, perlambatan ekonomi global dipicu oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi politik dan dampak pengetatan moenter yang agresif di negara maju.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Bps, BI Berani Berapa?


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading