OJK Buka Suara Soal Likuiditas Bank, Beneran Kering?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 October 2022 18:50
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan saat ini likuiditas perbankan masih longgar. Meskipun normalisasi kebijakan giro wajib minimum (GWM), suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), dan pertumbuhan kredit meningkat.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara dalam webinar 100 Tahun Eka Tjipta Widjaja Forum Dialog: Economic Outlook 2023, Senin (17/10/2022).

Seperti diketahui normalisasi kebijakan giro wajib minimum (GWM) menjadi 9% per September 2022, dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 75 basis poin, menjadi 4,25%.

"Walaupun kita lihat suku bunga naik, GWM naik, tapi tidak membuat likuiditas bank ketat," jelas Mirza.



Mirza menilai likuiditas bank saat longgar, tercermin dari AL/DPK (rasio alat likuiditas dibanding DPK) yang kewajibannya harus minimum 10%, namun saat ini sudah mencapai 28% per September 2022.

"Artinya perbankan situasinya likuiditas tiga kali lipat di atas minimum," jelas Mirza.

Adapun AL/DPK pada September 2022 tersebut tidak setinggi saat Oktober 2021 yang mencapai kisaran 34%.

Disamping itu, Mirza menjelaskan, saat ini suku bunga di pasar uang overnight mencapai 3,4%, lebih rendah dibandingkan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang sudah mencapai 4,25%. Sementara itu, suku bunga valas di Indonesia saat ini mencapai 1,52%.

"Ini artinya likuiditas di pasar cukup banyak, sehingga bisa di bawah BI Rate. [...] Kalau suku bunga valas 1,52%, artinya likuiditas valas cukup baik, meskipun kami perhatikan suku bunga valas deposito meningkat, tapi bunganya masih di sekitar fed rate (3,25%)," jelas Mirza.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perebutan Dolar AS Makin Ketat, Suku Bunga BI Harus Digas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular