Ada Pepes Jamur Hingga Asinan di Pertemuan Para Menkeu Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia telah menyelesaikan 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting di Amerika Serikat (AS). Ini sekaligus pertemuan final dari FMCBG yang merupakan satu rangkaian Presidensi G20 Indonesia.
Bukan hanya hasil rapat yang jadi sorotan, menu makanan yang disediakan dalam pertemuan tersebut turut mencuri perhatian. Di YouTube resmi Bank Indonesia (BI) Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan makanan otentik Indonesia yang dimakan dengan lahap orang para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central di seluruh dunia.
"Ada siomay, ada dumpling, dan saladnya apa? Asinan, keren, kan?" ungkap Perry dikutip Senin (17/10/2022).
Bukan cuma itu, menurut Perry ada menu yang lebih dahsyat, yaitu nasi nasi nusantara. Namun apa sih nasi nusantara itu? Ternyata itu adalah nasi uduk dengan menu lengkap, yang disajikan dengan ayam bakar, tempe bacem, dan juga pepes jamur.
"Top, kan? Coba liat delegasi semua, Janet Yellen dan Jerome Powell lahap banget!" ungkap Perry bangga.
Bocoran menu itu bisa dilihat dalam narasi Perry dalam video ini.
Sekadar informasi, terdapat 6 kesepakatan yang dicapai bersama anggota negara G20 dalam pertemuan tersebut dengan tajuk Indonesia 'Recover Together, Recover Stronger' atau 'Pulih Bersama, Bangkit Lebih Kuat' itu. Pertama, terkait masalah ekonomi global. Di mana negara G20 melihat mengenai sumber ketidakpastian dan semua negara anggota harus memperkuat koordinasi dan melakukan harmonisasi pada isu-isu yang sangat penting bagi stabilitas gobal, seperti krisis pangan dan energi.
Kedua, negara G20 juga menyepakati untuk memperkuat komitmen dalam memastikan ketahanan keuangan jangka panjang dan arsitektur keuangan internasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bilang, penguatan ketahanan keuangan internasional penting, karena saat ini banyak negara terutama negara berkembang berpenghasilan rendah dalam posisi kesulitan utang, dengan tingkat bunga tinggi, dan juga beban utang sudah tinggi bahkan setelah pandemi.
"Komitmen kami termasuk jaring pengaman keuangan, alokasi hak penarikan khusus (Special Drawing Rights/SDR) untuk memperkuat kerangka kecukupan modal Bank Pembangunan Multilateral yang paling rentan," jelas Sri Mulyani.
Ketiga, negara G20 menegaskan komitmennya untuk kemajuan yang signifikan dalam pengaturan dan pengawasan sektor keuangan.
"Kita harus memperkuat sistem keuangan dalam menghadapi perkembangan sistem keuangan termasuk aktivitas aset kripto dan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas, sustainability, ekonomi inklusif, juga strategi memperkuat literasi keuangan digital," jelas Sri Mulyani.
Keempat, Sri Mulyani menjelaskan, bahwa negara G20 berkomitmen untuk memajukan laporan keuangan berkelanjutan 2022 yang membahas prioritas mengidentifikasi peta jalan keuangan berkelanjutan.
Di mana, kata Sri Mulyani negara-negara G20 harus mengembangkan kerangka keuangan transisi untuk memitigasi perubahan iklim, termasuk transisi energi dan pengolahan limbah, dalam aksesibilitas dan keterjangkauan keuangan.
Kelima, negara G20 menyepakati untuk merevitalisasi investasi infrastruktur dengan yang cara yang inklusif dan terjangkau berkelanjutan. Termasuk instrumen untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta, serta memobilisasi pembiayaan di masing-masing daerah.
"Juga meningkatkan investasi digital dan infrastruktur teknologi, serta untuk meningkatkan investasi infrastruktur transformasi berkelanjutan," jelas Sri Mulyani.
Adapun kesepakatan keenam, yakni negara G20 menegaskan komitmennya untuk mengimplementasikan paket pajak internasional.
"Ini sangat penting pada sesi terakhir, yang kita bahas tentang pilar dan implementasinya untuk pencapaian penting. Juga implementasi Asia Inciative Bali Declaration untuk pajak internasional," jelas Sri Mulyani.
[Gambas:Video CNBC]
Bos BI Ajak Anggota G20 Dukung Pemulihan Ekonomi Global
(RCI/dhf)