
Pengendali Ikutan Lego Saham SLIS, Manajemen Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk usaha pengendali Perusahaan tercatat (emiten) sepeda listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) melepas kepemilikan saham perusahaannya senilai Rp1,39 miliar atau setara 3.435.900 lembar saham.
Direktur Gaya Abadi Sempurna Edi Hanafiah Kwanto menjelaskan PT Selis Investama Indonesia sebagai pengendali SLIS melepas kepemilikan sahamnya secara langsung sebanyak 3.435.900 lembar. Adapun, harga penjualan per saham sebesar Rp404,76 per lembar, dilaksanakan pada 4 Oktober 2022. Dengan demikian, total dana yang diraup SLIS sebesar Rp1,39 miliar.
"Tujuan dari transaksi meningkatkan performa keuntungan perseroan, dengan status kepemilikan saham langsung," ungkapnya dikutip dari keterangan resmi, Minggu (16/10/2022).
Sementara itu, jumlah kepemilikan saham entitas pengendali SLIS yakni PT Selis Investama Indonesia atas perusahaannya sendiri turun menjadi 1.421.564.100 atau 71,08% dari 1.425.00.000 setara 71,25%.
Direktur Gaya Abadi Sempurna Wilson Teoh menjelaskan penjualan sepeda motor listrik dan sepeda listriknya bakal terus bertumbuh pada 2022 seiring meningkatnya tren kendaraan listrik.
"Kami memproyeksikan penjualan 2022 senilai Rp470 miliar, Selis yakin dan terus berusaha agar dapat melampaui target yang telah dibuat," ungkapnya.
Target penjualan mencapai Rp470 miliar tersebut tumbuh 5% dibandingkan dengan realisasi 2021 yang mencapai Rp448,36 miliar. Selain itu, pemilik merk dagang Selis ini belum berencana melakukan ekspansi pada tahun ini, melainkan Selis mengembangan produk terbaru yakni SWAN, Bromo, Wallet dan Motor Listrik GoPlus.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2022, penjualan SLIS telah mencapai Rp227 miliar, atau mengalami kenaikan sebesar Rp7,3 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Dengan nilai penjualan tersebut, 48% target 2022 telah tercapai. SELIS meyakini bahwa pencapaian nilai ini akan terus berkembang dengan strategi dan kerja sama yang akan berlangsung pada kuartal III/2022 dan kuartal IV/2022," terangnya.
Sebelumnya, saham SLIS ramai-ramai dilego oleh investor dalam setahun terakhir, meskipun memiliki prospek masa depan yang relatif cerah di tengah dorongan masif pemerintah untuk percepatan adopsi kendaraan listrik (EV).
Aksi jual di saham ini sempat melambat dalam satu hingga tiga bulan terakhir, namun kembali ramai dilepas oleh investor dalam sepekan. Saat ini saham SLIS tercatat melemah 23,08% dalam sepekan terakhir, turun 62,50% sejak awal tahun dan telah jeblok hingga 92,41% dalam setahun terakhir.
Dalam tiga belas hari perdagangan terakhir atau sejak tanggal 26 September 2022 lalu, saham ini hanya mampu menguat di dua hari, sisanya berakhir di zona merah bahkan beberapa diantaranya berakhir di zona merah.
Sebelum tanggal 26 September, saham SLIS sempat kembali ramai dikoleksi oleh investor dan memangkas pelemahan akibat aksi jual deras dalam setahun terakhir. Pada pertengahan September lalu, saham SLIS secara konsisten ditutup di zona hijau. Tercatat sejak tanggal 13 hingga 22 September atau dalam tujuh hari perdagangan, saham SLIS melonjak 138% dari harga Rp 189 menjadi Rp 450 per saham.
Namun aksi borong investor berakhir, setelah SLIS mengungkapkan kepada publik bahwa direktur perusahaan bernama Wilson secara tidak sengaja membeli saham perusahaan dan langsung menjual kembali kepemilikan saham tersebut.
Kejadian itu diungkapkan pada tanggal 26 Agustus di keterbukaan informasi dan membuat saham perusahaan langsung dilepas investor dan menyentuh auto rejection bawah (ARB) di hari yang sama. ARB tersebut berlanjut dalam beberapa hari setelahnya dan menjadi bahan bakar utama aksi jual saham SLIS baru-baru ini.
Sementara itu "ketidaksengajaan transaksi" yang dilakukan Wilson terjadi pada tanggal 15 September dan juga bahan aksi reli tengah bulan lalu. Meski telah melemah signifikan, saham EV ini sempat menjadi primadona dan diburu investor pada tahun 2021 lalu. SLIS diketahui mulai melantai di BEI pada 7 Oktober 2019 dan ditawarkan di harga Rp 115/saham dan berhasil mengumpulkan Rp 57,50 miliar dana publik.
Saham ini langsung melonjak di awal listring dan stabil di kisaran harga mendekati Rp 5.000/saham mulai akhir tahun 2019 hingga akhir kuartal pertama 2021. Level harga tersebut berarti sama dengan kenaikan sekitar 4.200%.
Reli selanjutnya lebih fantastis lagi yang dimulai jelang akhir kuartal pertama hingga mencapai puncaknya pada penutupan perdagangan 12 Agustus di harga Rp 14.450 per saham. Artinya kala itu valuasi perusahaan sempat menembus Rp 28,9 triliun.
Valuasi raksasa tersebut membuat pemilik perusahaan sempat menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, meskipun tidak bertahan lama dan hanya di atas kertas.
Tjoa King Hoa merupakan Komisaris Utama SLIS yang secara langsung menggenggam 3,75% saham perusahaan, namun kepemilikan tidak langsungnya mencapai 67,69% lewat PT Selis Investama Indonesia (SII) yang merupakan pengendali perusahaan. Berdasarkan prospektus IPO perusahaan Tjoa King Hoa memegang 95% saham SII.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sosok Ini Mendadak Jadi Orang Terkaya RI, Tapi Cuma Sepekan
