Utang Menggunung, Warga Negara Ini Ramai-ramai Jadi Pemulung

Market - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
16 October 2022 12:15
Waste recyclers look through heaps of waste at a landfill for cardboard, plastic and metal, which they sell while working 12-hour shifts, as Argentina faces one of the world's highest inflation rates, set to top 100% this year, in Lujan, on the outskirts of Buenos Aires, Argentina October 5, 2022. REUTERS/Agustin Marcarian Foto: REUTERS/AGUSTIN MARCARIAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak masyarakat Argentina dilaporkan harus menjadi pemulung. Ini terjadi saat negara tersebut memiliki utang yang menggunung sebesar Rp 515 ribu triliun.

Inflasi negara itu meroket mendekati 100%, dengan per September lalu mencapai 82,9% secara tahunan. Argentina jadi contoh negara yang berjuang menghadapi inflasi parah karena perang Rusia-Ukraina.

Utang besar itu membuat para pekerja serabutan jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem. Mereka akhirnya menjadi pemulung sampah agar bisa makan, hingga menukar barang yang tersisa di pasar barter.

Salah satunya adalah Sergio Omar, 41 tahun, yang harus mengais sampah selama setengah hari. Dia mengumpulkan barang-barang yang bisa dijual mulai dari kardus, plastik, hingga metal.

"Pendapatan saya tidak lagi cukup," ujar Omar. Dia bercerita harga makanan melonjak tinggi dalam beberapa bulan dan membuatnya kesulitan memberi makan keluarga dengan lima anak.

Omar mengatakan semakin banyak pekerja informal seperti dia yang datang ke TPA sampah, mencari apapun yang tersisa untuk bisa bertahan hidup.

"Jumlah yang datang ke sini double karena begitu banyak krisis," kata Omar. yang mengaku bisa mengantongi sekitar US$ 13-US$ 40 atau Rp 200 ribu sampai Rp 600 ribu per hari dari penjualan sampah daur ulang.

Di tempat pembuangan sampah itu, pemulung baik laki-laki dan perempuan mencari dari pakaian yang masih bisa digunakan atau makanan sisa. Mereka harus mengais sampah di tempat dengan bau tak sedap ditemani tikus, anjing liar, dan burung bangkai.

Pemandangan ini tak pernah terbayangkan mengingat Argentina satu abad lalu merupakan negara paling makmur di Bumi. Namun akhirnya harus masuk ke satu krisis menuju krisis lainnya dan berjuang melawan inflasi yang menggila.

Saat ini laju inflasi sangat tinggi, sejak hiperinflasi 1990. Hal tersebut dipicu kebijakan bank sentral yang mencetak terlalu banyak uang, kenaikan harga dan hal serupa terjadi pada pupuk pertanian serta gas impor karena perang Rusia-Ukraina.

Pada Juni 2022, tingkat kemiskinan Argentina melebihi 36%, dengan kemiskinan ekstrem 8,8% atau menyentuh 2,6 juta orang. Argentina berusaha meluncurkan sejumlah program bantuan sosial dalam rangka menekan kenaikan angka kemiskinan, jumlahnya masih perlu ditambah namun sayang anggaran pemerintah terbatas.

Sementara itu, Sandra Contreras membuka kembali klub barternya. Dia mendirikan pasar barter Lujan saat krisis menghantam Argentina tahun 2021.

Contreras menjelaskan banyak warga putus ada dan tidak punya pendapatan datang menukarkan pakaian bekas dengan sekantung tepung atau pasta. "Orang-orang datang dengan sangat putus asa, gaji mereka tidak cukup, keadaan semakin buruk dari hari ke hari," kata Contreras.

Dia menjelaskan orang-orang mulai mengantri dua jam sebelum pasar barternya dibuka setiap pagi."Orang-orang sudah tidak punya uang lagi, mereka perlu membawa pulang sesuatu, jadi tidak ada pilihan selain barter."


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bekal Main Saham Minggu Depan, Waspada Tren Obligasi


(npb/npb)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading