Ikuti Langkah Amerika Cs, IMF Nilai BI Sudah Tepat

Maesaroh, CNBC Indonesia
Kamis, 13/10/2022 16:22 WIB
Foto: Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2021. (Tangkapan layar Youtube BI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) baru menaikkan suku bunga acuan pada Agustus di saat bank sentral negara lain sudah mengerek suku bunga acuan sejak awal tahun ini. Langkah BI ini dianggap sudah tepat oleh Dana Moneter Internasional (IMF).

"BI tidak behind the curve. Inflasi Indonesia tidak setinggi negara lain sehingga memungkinkan BI untuk menunda pengetatan kebijakan," tutur Indonesia Mission Chief, Asia and Pacific Department Dana Moneter Internasional (MF) Cheng Hoon Lim, kepada CNBC Indonesia.


Seperti diketahui, BI baru mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) pada Agustus 2022. Kenaikan tersebut adalah sejak November 2018 atau dalam 45 bulan.
BI kemudian menaikkan lagi suku bunga acuan sebesar 50 bps pada September lalu menjadi 4,25%. 


BI mengerek suku bunga jauh setelah bank sentral negara lain, terutama Amerika Serikat (AS) melakukannya pada kuartal I-2022.

BI mengerek suku bunga dengan alasan tingginya ekspektasi kenaikan inflasi setelah pemerintah menaikkan harga BBM Subsidi pada September lalu.

Inflasi Indonesia melonjak tajam mulai pertengahan tahun ini dari 3,55% (year on year/yoy) pada Mei menjadi 5,95% (yoy) pada September 2022. Inflasi pada September adalah yang tertinggi sejak Oktober 2015 atau tujuh tahun terakhir.

Sementara itu, inflasi inti melonjak dari 2,58% (yoy) pada Mei menjadi 3,21% pada September tahun ini.


"Inflasi inti Indonesia masih di bawah target BI hingga Juli. Saat inflasi inti naik, BI pun menaikkan suku bunga karena BI harus menjaga inflasi ada di sasaran mereka," tambah Lim.

Lim menambahkan salah satu tugas penting dan utama bank sentral adalah menjaga stabilitas ekonomi. Termasuk di dalamnya adalah dengan menjaga ekspektasi inflasi melalui kebijakan suku bunga.


"Dalam hal ini, BI sudah berjalan di arah yang benar," ujar Lim.

Seperti diketahui, bank sentral negara lain sudah menaikkan suku bunga sejak awal 2022. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan laju inflasi yang melambung akibat pemulihan ekonomi serta lonjakan harga komoditas pangan dan energi.

Bank sentral Korea Selatan menjadi yang pertama menaikkan suku bunga di Asia. Mereka menaikkan suku bunga acuan sejak Agustus 2021 sebagai upaya untuk meredam inflasi yang melonjak seiring pemulihan ekonomi.

Bank sentral Inggris mulai menaikkan suku bunga acuan sejak Desember 2021. Hingga September, bank sentral Inggris sudah mengerek suku bunga acuan sebanyak tujuh kali sejak Desember dengan total kenaikan 200 bps menjadi 2.25%.

Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) memulai pengetatan kebijakan moneternya sejak Maret 2022. Hingga kini The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak lima kali. Suku bunga naik sebesar 300 bps menjadi 3,0-3,25%.

Bank sentral Malaysia mulai menaikkan suku bunga acuan mereka pada Mei 2022.

Di tengah tren kebijakan moneter ketat, hanya bank sentral China dan Jepang. Bank sentral Jepang sudah mempertahankan suku bunga ultra rendahnya di negatif (-) 0,1% sejak 2016 atau lebih dari delapan tahun.

Sementara itu, bank sentral China malah memilih memangkas suku bunga pinjaman utama pada Agustus 2022.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed