
IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
IHSG semakin ambrol di sesi II perdagangan hari ini dengan koreksi 0,79% di 6.939,15.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan pada perdagangan Selasa (11/10/2022). IHSG semakin ambrol di sesi II perdagangan hari ini dengan koreksi 0,79% di 6.939,15. IHSG sempat menyundul level 7.000 tetapi harus berbalik arah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Mayoritas saham global juga mengalami koreksi. Statistik perdagangan mencatat ada 340 saham yang mengalami penurunan, 190 saham menguat dan 164 saham stagnan. Kendati IHSG terkoreksi cukup dalam, tetapi kinerjanya masih lebih baik dari indeks Nikkei dan Hang Seng yang melemah lebih dari 2%. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks saham acuan Negeri Paman Sam kembali ambruk semalam. Indeks Dow Jones melemah 0,32%. Sementara itu indeks S&P 500 dan Nasdaq ambrol 0,75% dan 1,04%. Kembali ambruknya bursa Wall Street dipicu oleh dua hal yakni ancaman resesi serta kebijakan Presiden AS Joe Biden terkait ekspor semikonduktor. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sejumlah lembaga terus mengingatkan ancaman resesi di AS. Terakhir, adalah CEO JPMorgan Jamie Dimon. Dia memperkirakan AS akan jatuh ke jurang resesi dalam 6-9 bulan ke depan atau pada 2023.AS tidak hanya mengalami perlambatan ekonomi ringan tetapi mengarah ke kondisi yang serius. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Dimon menjelaskan lonjakan inflasi, dampak perang Rusia-Ukraina, serta tren kenaikan suku bunga akan memicu inflasi dalam skala yang luas. "(Faktor-faktor) Ini sangat..sangat... sangat serius karena bisa menekan ekonomi dunia dan AS. Eropa akan resesi dan itu akan menekan AS ke dalam resesi dalam 6-9 bulan ke depan dari sekarang," tutur Dimon, kepadaCNBC International. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)