Top Gainers-Losers Sesi I

Deretan Saham Tercuan & Terboncos Sesi I, Ada Jagoan Kamu?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
11 October 2022 12:30
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di terkoreksi 0,2% ke 6.980,16 pada penutupan perdagangan sesi I, bersamaan dengan lesunya bursa saham Amerika Serikat (AS). Investor secara umum masih mengkhawatirkan kondisi ekonomi global.

Nilai perdagangan tercatat turun 6,51 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham yang berpindah tangan 763 kali.

Sementara, Mayoritas saham siang ini terpantau mengalami penurunan. Statistik perdagangan mencatat ada 281 saham yang melemah dan 234 saham yang mengalami kenaikan dan sisanya sebanyak 165 saham stagnan.

Di tengah ambrolnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers

Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini Selasa (11/10/2022).

1. PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ), naik +21,21%, ke Rp 74/unit

2. PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), naik +20,69%, ke Rp 140/unit

3. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), naik +18,75%, ke Rp 665/unit

4. PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), naik +7,47%, ke Rp 187/unit

5. PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), naik +7,45%, ke Rp 101/unit

Saham Ulima Nitra Tbk (UNIQ) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,89 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 81,28 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham UNIQ bergerak di rentang Rp 61-78/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham UNIQ mencapai Rp 232,28 miliar.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 3 Oktober hingga Senin (10/10/2022) pekan lalu, saham UNIQ tercatat hanya sekali menghijau, dengan 3 kali merah, dan 2 kali stagnan. Dengan ini UNIQ telah mengalami kenaikan hingga 19,35% dalam sepekan dan turun 1,33% sebulan terakhir.

Emiten yang bergerak dalam jasa pertambangan dan jasa penyewaan peralatan pertambangan serta jasa konstruksi ini menghadapi sejumlah persoalan operasional yang menyebabkan kinerja keuangan perseroan menurun pada tengah tahun 2022.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022 UNIQ masih mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 10 miliar. Meskipun rugi bersih ini turun 50,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 20 miliar.

UNIQ juga terancam akan terbebani dengan kenaikan harga BBM yang juga ikut menaikkan biaya.Dengan kenaikan harga BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada Maret 2022 lalu dilakukan karena mengikuti perkembangan harga BBM di pasar internasional yang tengah melejit sebagai dampak dari perang yang terjadi di Ukraina.

Meski begitu, UNIQ mengaku akan terus berupaya mencapai target proyeksi tahun ini dengan strategi menaikkan tarif dan peningkatan volume produksi saat melakukan perpanjangan kontrak dengan customer.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Selasa (11/10/2022).

1. PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), turun -9,26%, ke Rp 98/unit

2. PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), turun -7%, ke Rp 186/unit

3. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), turun -6,88%, ke Rp 406/unit

4. PT Hatzer Medical Indonesia Tbk (MEDS), turun 6,03%, ke Rp 218/unit

5. PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), turun -5,93%, ke Rp 127/unit

Saham Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) kembali bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 18,39 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 186,69 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham AMMS bergerak di rentang Rp 98-105/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham AMMS mencapai Rp 117,6 miliar.

Berdasarkan data perdagangan sejak perdagangan 3 Oktober hingga Senin (10/10/2022) saham AMMS tercatat 2  kali ambles dan 4 kali menghijau. Namun dalam sepekan terakhir, AMMS telah mencatatkan penurunan mencapai 16,24%, dan ambles 57,39% sebulan terakhir.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham AMMS. Namun investor yang masih cenderung melepas saham AMMS menilai bahwa harga saham AMMS yang sudah naik berhari-hari pada pekan kedua September. Ini membuat mereka merealisasikan keuntungannya.

Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022. Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, AMMS berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular