Top Gainers-Losers

PGLI Kasih Cuan Gede, HDFA Betah di Zona Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
07 October 2022 06:20
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat tipis pada perdagangan Kamis (6/10/2022) kemarin.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup naik tipis 0,02% ke posisi 7.076,62. IHSG kembali gagal menembus level psikologisnya di 7.100, meski sempat menembus level psikologis tersebut.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,27% di posisi 7.094,47. Selang dua menit kemudian, indeks terpantau menguat dan sempat menembus level psikologis 7.100 dengan penguatan 0,44% ke 7.106,41.

Namun sekitar pukul 10:00 WIB, penguatan IHSG cenderung terpangkas dan pada akhirnya hanya menguat sedikit dari level pembukaan pada penutupan perdagangan sesi I.

Pada sesi II, IHSG sempat menyentuh zona merah tipis dan selang beberapa menit langsung berbalik arah ke zona hijau. Tetapi di sesi II, IHSG tidak dapat kembali ke level di sesi I dan di level psikologis di 7.100.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 16 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali.

Sebanyak 258 saham terapresiasi, 245 saham terdepresiasi, dan 189 saham stagnan. Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 334,24 miliar. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing melakukan pembelian bersih hingga mencapai Rp 4,39 triliun, sehingga secara total, asing melakukan net buy mencapai Rp 4,06 triliun kemarin.

Saat IHSG kembali ditutup naik tipis, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten perhotelan yakni PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham PGLI ditutup melejit 21,43% ke posisi harga Rp 306/saham.

Nilai transaksi saham PGLI pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 2,77 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 10,57 juta lembar saham. Namun, asing melepas saham PGLI sebesar Rp 1,92 miliar di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 26 September hingga kemarin, saham PGLI mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah sebanyak 6 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham PGLI melesat 14,18% dan dalam sebulan terakhir, saham PGLI juga melesat 10,87%.

Belum diketahui penyebab pasti melesatnya saham PGLI. Adapun keterbukaan informasi terakhir perseroan yakni penjelasan atas volatilitas transaksi pada 21 September lalu.

Perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham Perseroan di Bursa.

Apabila Perseroan berencana melakukan tindakan korporasi tentunya Perseoan akan mematuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2015 Tentang Keterbukaan Informasi Atau Fakta Material Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.

Perseroan juga tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan dan keputusan investasi pemodal.

Namun jika melihat laporan keuangannya sepanjang semester I-2022, laba bersih PGLI melonjak hingga 358,56% menjadi Rp 13,89 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 3,03 miliar.

Sedangkan pendapatan PGLI sepanjang semester I-2022 juga naik 42,14% menjadi Rp 9,39 miliar, dari sebelumnya pada semester I-2021 sebesar Rp 6,6 miliar.

Saat IHSG kembali ditutup menguat tipis-tipis, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten multifinance yakni PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) lagi-lagi memimipin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham HDFA ditutup ambles 6,94% menjadi Rp 161/saham.

Nilai transaksi saham HDFA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 321,61 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,99 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak 26 September hingga kemarin, saham HDFAtercatat menguat sebanyak 3 kali dan melemah 6 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham HDFA masih melesat 11,03% dan dalam sebulan terakhir, saham HDFA juga masih menguat 0,63%.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham HDFA. Namun, sudah 3 hari beruntun saham HDFA memimpin top losers. Dari perdagangan awal pekan ini hingga kemarin, saham HDFA sudah terkoreksi hingga 19,5%

Namun dari kinerja keuangannya pada semester I-2022, laba bersih HDFA tercatat tumbuh 22% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 18,13 miliar, dari sebelumnya pada periode semester I-2021 sebesar Rp 14,79 miliar per Juni 2021.

Dengan berhasilnya perseroan mencetak pertumbuhan laba bersih pada semester I-2022, HDFA optimistis mampu mempertahankan kinerja laba positif pada periode tersebut, kendati semakin banyak tantangan di semester II-2022.

Manajemen HDFA optimistis pihaknya mampu kembali mencatatkan capaian positif pada tahun ini. Sebab, realisasi penyaluran pembiayaan baru per Agustus 2022 mencapai Rp 1,2 triliun, naik 42% (yoy).

Meski begitu, masih ada tantangan dari sisi mempertahankan biaya dana (cost of fund/CoF) tetap kompetitif.

Hal ini karena bank sentral di sebagian besar negara, termasuk di Indonesia berpeluang kembali mengerek suku bunga acuan untuk mengimbangi lonjakan inflasi. Akhirnya, multifinance yang tidak memiliki struktur pendanaan jangka panjang akan kewalahan.

Namun, Radana baru saja kembali mendapatkan kepercayaan dari perbankan pada awal periode 2021, di mana fokus tahun ini lebih kepada mempertahankan mitra bank eksisting, yang sudah percaya penuh pada Radana Finance.

Sebagai perbandingan, pada tahun ini, HDFA membidik mampu menyalurkan pembiayaan menyentuh Rp 2 triliun, tumbuh 20% (year-on-year/yoy), dibandingkan dengan sepanjang periode 2021 yang dibukukan senilai Rp 1,48 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular