Investasi Emas mu Ambyar? Ini Empat Alternatif Penggantinya

Muhammad Maruf, CNBC Indonesia
Jumat, 30/09/2022 19:05 WIB
Foto: Karyawan toko melayani pembeli emas murni di toko emas kawasan Cikini Jakarta, Jumat (30/9/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejayaan emas sudah berakhir, meninggalkan banyak orang menanggung kerugian karena kadung berinvestasi besar-besaran. Kebanyakan kemakan hasutan bahwa dalam situasi ekonomi sulit emas adalah instrumen mujarab melawan inflasi sekaligus mendulang cuan.

Pada perdagangan Jumat (30/9/2022) pukul 17: 55 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.665,29 per troy ons. Harga emas memang sudah naik dalam empat hari ini sebesar 2,78%, namun tetap dalam tren penurunan.

Semua sepakat, emas kini bukan lagi alat lindung nilai (hedging) efektif karena harganya yang terus menerus turun. Bagi yang sudah beli ada dua pilihan, menahan diri sampai harga rebound atau jual rugi dan mengalihkannya ke aset yang lain.


Keputusan paling tepat sekarang adalah menggenggam uang tunai, karena cash is the king! dalam situasi yang serba tidak menentu sekarang ini. Tetapi, bukan berarti pintu investasi sudah tertutup rapat, karena masih ada saja celah untuk mendapatkan cuan di tengah ketidakpastian. Berikut beberapa alternatif aset sebagai pengganti emas.

Dolar AS

Harga emas ambruk gara gara bank sentral AS (The Federal Reserve/ Fed) mengubah sikapnya menjadi hawkish pada awal Juli lalu. Sikap Fed melecut fenomena strong dollar, dimana greenback menguat atas semua mata uang di dunia.

Kombinasi stance hawkish, ketidakpastian global, risiko resesi, perang Rusia-Ukrania membuat dolar jadi primadona, karena selain likuid, nilai kursnya naik terus. Sejauh ini, dolar AS bisa dijadikan pengganti utama emas, dan cocok untuk menerapkan prinsip cash is the king saat ini, terlebih masih ada potensi kenaikan kursnya, setidaknya sampai Fed mengubah haluan sikap.

Obligasi Pemerintah AS

Meskipun hampir semua harga obligasi baik negara maju dan berkembang jatuh, hal ini tidak berlaku bagi US treasury bond atau obligasi milik pemerintah AS. Harganya cenderung naik, karena banyak investors di belahan dunia melepas obligasi negara atau korporat lain untuk dibelikan US bond. Selain potensi kenaikan harga, membeli bond juga bisa memperoleh pendapatan dari kupon atau bunga.

Reksadana Pasar Uang

Dua aset di atas cukup sulit dijangkau oleh orang kebanyakan, maka reksadana cocok untuk yang bukan siapa siapa. Saat harga obligasi hancur, pasar saham tak jelas arah ditambah gejolak ekonomi yang tak menentu reksadana pasar uang adalah pilihan paling tepat.

Reksadana ini membenamkan uang anda pada deposito bank premium atau surat berharga di bawah satu tahun. Dari pada deposito sendiri di bank yang sekarang tak lagi berbunga, alihkan dana anda ke sini untuk mendapatkan cuan meski sedikit.

Saham Pilihan

Resesi memang membuat pergerakan indeks saham tak tentu arah, terlebih dibarengi pelemahan rupiah, lonjakan inflasi dan capital outflow. Tetapi, justru inilah momen yang tepat untuk mendapatkan saham bagus dengan harga murah. Carilah saham saham yang tidak memiliki hutang banyak, terutama utang dolar AS kecuali pemasukannya juga dolar AS.

Seleksi saham emiten yang bisnisnya moncer saat krisis, atau paling tidak penjualannya tak anjlok saat krisis. Ambil contoh saham produsen batubara karena saat ini permintaan emas hitam itu tinggi, atau saham emiten konsumer yang produknya tetap saja laku meski sedang krisis. Sebagai catatan, membeli saham sekarang tentu untuk disimpan dalam jangka panjang.


(mum/mum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel, Saham Emas Kembali Jadi Incaran Pasar