Dolar AS Belum Klimaks, Awas Rupiah Tembus Rp 15.300/US$!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 30/09/2022 07:00 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sempat menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Kamis kemarin. Tetapi sayangnya gagal dipertahankan dan berakhir stagnan.

Dolar AS diperkirakan belum klimaks atau mencapai puncak terkuatnya. Sehingga risiko pelemahan rupiah masih cukup besar, termasuk pada perdagangan Jumat (30/9/2022).

"Dolar AS yang menyandang status safe haven akan terus menarik minat pelaku pasar, akibat ketakutan resesi global yang semakin besar dalam beberapa bulan ke depan. Dalam pandangan kami, indeks dolar AS akan mencapai puncaknya di 115 pada semester pertama 2023," kata ekonom ANZ Bank, sebagaimana dilansir FX Street, Rabu (28/9/2022).


Indeks dolar AS saat ini berada di kisaran 112,25 setelah sempat menyentuh 114 di pekan ini.

Dolar AS yang menyandang status safe haven memang menjadi primadona saat isu resesi dunia semakin menguat. Apalagi dengan bank sentral AS (The Fed) yang berencana terus menaikkan suku bunga hingga tahun depan.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah berakhir stagnan kemairn. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50) kisaran Rp 14.890/US$ - Rp 14.900/US$.

MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya. Apalagi rupiah kini sudah menembus Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50%.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 50% tersebut ditembus dan tertahan di atasnya, rupiah berisiko terpuruk semakin jauh. Target pelemahan ke Rp 15.450/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%.

Untuk hari ini, risiko pelemahan rupiah masih di sekitar Rp 15.300/US$ - Rp 15.330/US$.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.230/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.200/US$.

Support selanjutnya berada di kisaran Rp 15.170/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS