
KAI Bakal Dapat Rp 3,2 T, Buat Tutup Biaya Kereta Cepat?
Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bakal mendapat suntikan dari pemerintah. Suntikan senilai Rp 3,2 triliun ini akan digunakan untuk menutup pembengkakan biaya atawa cost overrun yang tejadi di proyek tersebut.
"cost overrun, kan, kami audit BPKP, pekan depan ada rapat komite nanti ada biaya dari PMN melalui perpres, ada juga dari pinjaman. Jadi memang kami sedang skemakan," kata Tiko seperti dikutip dari CNN Indonesia, dikutip Kamis (29/9/2022).
Ia mengatakan kebutuhan PMN kemungkinan sekitar Rp 3,2 triliun. Suntikan akan dilakukan melalui ke PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero.
"Ekuitas pemerintah melalui KAI kan nambah, bukan berarti kami dimintai bantuan, tapi kewajiban kami karena pemilik saham KAI, karena KAI harus setor modal.
"Porsi ekuitasnya 25% itu memang kami PMN, tadinya memang tidak ada PMN, tadinya pakai uang INKA dan KAI tapi karena covid-19 kan KAI bermasalah, kami perkuat KAI-nya," imbuhnya.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan dana untuk menambal pembengkakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan berasal dari konsorsium pemegang saham dan pinjaman (loan).
Ia menyebut sebanyak 25% dari pembengkakan itu akan ditanggung konsorsium BUMN Indonesia, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co Ltd sesuai dengan komposisi saham.
PSBI sendiri memegang 60% saham pada PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC) sebagai pemilik proyek. Sementara, 40% sisanya dimiliki Beijing Yawan.
PSBI, kata Arya, diperkirakan menambal pembengkakan sebesar Rp4 triliun. Dana itu berasal dari penyertaan modal negara (PMN) yang masuk lewat PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Sementara, konsorsium China diperkirakan akan menambal Rp 3 triliun.
Sisanya, sebanyak 75 persen dari pembengkakan biaya akan ditutup melalui utang.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IFG Minta Restu DPR Soal PMN Rp 3 Triliun, Buat Apa?