Pasar Saham Global Rebound, Bitcoin Cs Ikutan Bangkit!

chd, CNBC Indonesia
Kamis, 29/09/2022 09:45 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama terpantau rebound pada perdagangan Kamis (29/9/2022), mengikuti pergerakan pasar saham global yang juga mulai pulih dari koreksi.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin melesat 2,79% ke posisi harga US$ 19.526,16/koin atau setara dengan Rp 296.797.632/koin (asumsi kurs Rp 15.200/US$). Sedangkan untuk Ethereum melonjak 2,68% ke posisi US$ 1.345,88/koin atau Rp 20.457.376/koin.


Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

CryptocurrencyDalam Dolar ASDalam RupiahPerubahan Harian (%)Perubahan 7 Hari (%)Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar)
Bitcoin (BTC)19.526,16296.797.6322,79%5,56%374,78
Ethereum (ETH)1.345,8820.457.3762,68%7,32%164,98
Tether (USDT)1,0015.200-0,00%-0,01%67,95
USD Coin (USDC)1,0015.2000,00%-0,02%48,89
BNB283,664.311.6324,94%6,77%45,73
XRP0,4486.8103,96%11,08%22,37
Binance USD (BUSD)1,0015.200-0,00%-0,06%21,05
Cardano (ADA)0,43696.6410,71%-0,75%15,00
Solana (SOL)33,78513.4564,51%9,05%11,89
Dogecoin0,060859251,73%6,15%8,07

Sumber: CoinMarketCap

Bitcoin kembali diperdagangkan di kisaran US$ 19.000 pada hari ini, setelah sehari sebelumnya terkoreksi ke kisaran US$ 18.000. Dalam beberapa hari terakhir, Bitcoin diperdagangkan di rentang harga US$ 18.000-US$ 19.000.

Kripto yang cenderung menguat sejalan dengan pasar saham global yang mulai rebound setelah pada perdagangan kemarin berjatuhan karena memburuknya sentimen pasar.

Memburuknya sentimen terjadi setelah mulai banyaknya mata uang selain dolar Amerika Serikat (AS) yang berguguran akibat makin perkasanya dolar AS.

Adapun mata uang yang terdampak dari perkasanya sang greenback yakni yen Jepang, poundsterling Inggris, euro, dan yang terbaru yakni yuan China.

Poundsterling dan yuan sempat membuat heboh pasar karena koreksinya yang cukup dalam hingga menyentuh level terendahnya dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Namun, sentimen cenderung membaik setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengatakan akan membeli obligasi untuk menstabilkan pasar keuangannya, pembalikan yang menakjubkan dalam kebijakan pengetatan moneter yang diterapkan tahun ini oleh sebagian besar bank sentral untuk menahan inflasi.

Langkah tersebut menstabilkan poundsterling, yang menjadi pusat perhatian di pekan ini karena jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) mundur dari level tertingginya dalam lebih dari satu dekade, meredakan kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat mencekik ekonomi.

Yield Treasury acuan (benchmark) tenor 10 tahun mengakhiri hari perdagangan kemarin di sekitar 3,7%, setelah sebelumnya menembus di atas 4% untuk pertama kalinya sejak 2008.

Meskipun pada hari ini pasar keuangan global cenderung rebound, tetapi beberapa pengamat menyarankan kepada pelaku pasar bahwa mereka tetap harus berhati-hati karena risiko pasar masih cukup tinggi.

Para ekonom mengatakan akan ada dampak ekonomi lanjutan dari tren bearish di pasar aset berisiko, yakni menambah tekanan pada dompet warga AS, di mana bisa berdampak pada pengurangan konsumsi, pinjaman hingga investasi.

Mark Zandi, kepala ekonom Moody's Analytics, mengatakan kerugian tersebut bahkan dapat mengurangi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil AS hampir 0,2% pada tahun mendatang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik