
Rupiah Balik Libas Dolar AS, Jadi Terbaik di Asia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah sempat merosot 0,29% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.169/US$ pada perdagangan Selasa (27/9/2022). Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 30 April 2020 lalu.
Namun selepas tengah hari, rupiah perlahan bangkit dan mengakhiri perdagangan di Rp 15.120/US$, menguat tipis 0,03% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia juga bangkit bahkan mencatat penguatan cukup signifikan, sehingga Mata Uang Garuda bukan yang terbaik.
Hingga pukul 15:01 WIB, won Korea Selatan menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,79%, disusul dolar Taiwan 0,43% dan yen Jepang melengkapi tiga besar dengan penguatan 0,31%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Indeks dolar AS yang berbalik merosot hingga 0,6% pada hari ini membuat mata uang Asia mampu bangkit. Tetapi kenaikan tersebut bisa sementara, sebab dolar AS masih ditopang sikap agresif bank sentral AS (The Fed) dalam menaikkan suku bunga hingga tahun depan.
Sementara itu yuan China menjadi yang terburuk pada hari ini dengan pelemahan 0,28%.
Yuan kini mendekati level terlemah dalam 14 tahun terakhir. Yuan menjadi korban keganasan dolar AS, sebelumnya ada yen Jepang, euro, dan poundsterling bahkan menyentuh level terlemah sepanjang sejarah.
Jebloknya nilai tukar yuan menjadi perhatian bank sentral China (People's Bank of China/PBoC). PBoC kemarin mengumumkan kenaikan risk reserve requirement ratio untuk institusi finansial yang akan membeli valuta asing melalui kontrak forward menjadi 20% dari sebelumnya 0%, dan dimulai Rabu besok.
Pelaku pasar melihat aksi China untuk menstabilkan yuan tersebut sebagai sinyal ada kekhawatiran yang lebih besar dari melonjaknua nilai tukar dolar AS. PBoC juga berusaha mempertahankan agar sentimen pasar tetap positif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
