Top Gainers-Losers

Sempet Pegang Deretan Saham Ini? Sukses Kasih Cuan Gede Loh!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
26 September 2022 06:29
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (23/9/2022) akhir pekan lalu. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks melemah 0,56% ke posisi 7.178,58. Namun sepanjang pekan lalu, IHSG masih menguat 0,14% secara point-to-point (ptp).

Nilai transaksi indeks pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai sekitaran Rp 15 triliun dengan melibatkan 24 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 268 saham menguat, 248 saham melemah, dan 182 saham lainnya stagnan.

Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 748,74 miliar di pasar reguler. Di tengah melemahnya IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten jasa rumah sakit Grup Mayapada yakni PT Saham Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) memimpin deretan top gainers akhir pekan lalu. Saham SRAJ ditutup meroket 35% ke posisi harga Rp 135/saham.

Nilai transaksi saham SRAJ pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 8,07 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 62,26 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham SRAJ sebesar Rp 18,08 juta di pasar reguler.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 12 September hingga akhir pekan lalu, saham SRAJ baru mencatatkan penguatan Jumat pekan lalu, alias baru sekali. Sedangkan sisanya melemah yakni sebanyak 9 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham SRAJ masih melesat 2,27%. Namun dalam sebulan terakhir, saham SRAJ ambruk 25,41%.

Sebelum memimpin jajaran top gainers pada Jumat pekan lalu, saham SRAJ sempat ambles dan menyentuh batas auto reject bawah (ARB) sekitar 4 kali.

Bahkan, BEI sempat memasukan saham SRAJ ke dalam radar pantauan akibat terjadi penurunan harga saham yang tidak wajar atau Unusual Market Activity (UMA) pada Kamis lalu.

Namun bukannya makin terkoreksi, saham SRAJ justru berbalik melesat. Alasan BEI menyematkan saham SRAJ bukan tak lain adalah sahamnya yang terus ambruk hingga 10 hari beruntun.

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham SRAJ yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," tulis surat yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A., Kamis (22/9/2022) pekan lalu.

Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal.

Informasi terakhir mengenai SRAJ adalah informasi tanggal 10 September 2022 yang dipublikasikan melalui website BEI terkait laporan bulanan registrasi pemegang efek.

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham SRAJ tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis direksi bursa.

Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya.

Selain itu, investor perlu mengkaji kembali rencana aksi korporasi Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

 

Saham emiten jasa sarana produksi budidaya ikan air payau dan jasa pasca panen budidaya ikan air payau yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) kembali memimpin jajaran top losers pada akhir pekan lalu. Saham AMMS ditutup ambruk 9,82% ke posisi harga Rp 147/saham.

Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 54,97 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 366,33 lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak 12 September hingga Jumat pekan lalu, saham AMMS sudah terkoreksi sebanyak 6 kali dan menguat sebanyak 4 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham AMMS terpantau ambles 28,64%. Namun dalam sebulan terakhir, saham AMMS masih melesat 9,7%.

Saham sudah berada di posisi pertama dalam jajaran top losers sejak 15 September lalu, di mana hanya sehari saja saham AMMS keluar dari jajaran top losers yakni pada Rabu pekan lalu. Setelahnya, saham AMMS kembali memimpin jajaran top losers.

Hingga Jumat pekan lalu, belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham AMMS. Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022.

Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, Agung Menjangan Mas berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular