
Kelola Risiko Hidup Demi Mencapai Kemapanan Finansial

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan semakin tinggi, banyak orang yang mulai berusaha untuk mengelola keuangan mereka demi mencapai kemapanan finansial. CEO Sipundi.id Mada Aryanugraha mengungkapkan animo masyarakat Indonesia untuk investasi semakin tinggi, dengan jumlah investor pasar modal beberapa tahun terakhir terus meningkat. Dia menilai tingginya kesadaran finansial masyarakat didukung upaya Institusi Keuangan di Indonesia yang terus memberikan literasi keuangan secara berkelanjutan.
Lalu apa yang membuat banyak orang ingin mencapai kemapanan secara finansial?
Keinginan mencapai kemapanan finansial didasari oleh kebutuhan akan kesejahteraan hidup. Semakin banyak masyarakat yang ingin tetap sejahtera, bukan hanya di usia produktif, melainkan hingga hari tua. Selain itu banyaknya kebutuhan dan keinginan di masa depan, menjadi tujuan keuangan yang ingin dicapai, sedangkan keterbatasan dalam keuangan membuat kita sadar tidak semua tujuan keuangan bisa diraih dan diwujudkan.
"Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar dalam mengatur keuangan, membuat strategi yang tepat serta melakukan perencanaan yang matang, demi mencapai dan mewujudkan tujuan keuangan yang diinginkan," kata Mada.
Sayangnya, dalam upaya mencapai kemapanan finansial, banyak orang yang harus gagal di tengah jalan. Dia menyebutkan ada berbagai risiko-risiko yang terjadi secara mendadak dan tidak ada kesiapan finansial.
Contohnya saja kecelakaan, sakit dan dirawat di rumah sakit, hingga meninggal dunia. Akibatnya, uang dalam tabungan pun terkuras dan menambah beban finansial bagi keluarga yang ditinggalkan jika terjadi risiko jiwa (meninggal dunia).
Berbagai risiko kehidupan tersebut dapat memberikan dampak buruk, membuat keuangan keluarga menjadi kacau dan mengalami masalah keuangan. Akibatnya, banyak yang harus mencari solusi dengan menjual aset berharga dengan nilai murah atau mengalami kebangkrutan karena terlilit utang. Keluarga yang ditinggalkan pun dapat menemui kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidakstabilan finansial.
"Untuk bisa menghadapi risiko-risiko dalam kehidupan, maka kita harus memiliki ketahanan finansial yang kuat. Ketahanan finansial yang kuat dapat dibangun dengan memiliki dana darurat yang mencukupi, serta memiliki asuransi jiwa dan kesehatan yang dimana menjadi penting sebagai sarana proteksi atau perlindungan dari kerugian finansial yang mungkin terjadi," jelasnya.
Ketahanan finansial dimulai dengan memiliki dana darurat yang mencukupi, yaitu minimal sebesar 6 kali pengeluaran bulanan bagi yang masih lajang, dan minimal 12 kali pengeluaran bulanan bagi yang sudah berkeluarga. Misalnya, jika seorang lajang memiliki pengeluaran bulanan sebesar Rp 5.000.000 maka idealnya dana darurat yang harus dimiliki adalah sebesar Rp 30.000.000 di dalam tabungannya.
"Memiliki dana darurat bisa membantu kita menghadapi kondisi ketika secara mendesak membutuhkan sejumlah dana yang cukup besar. Misal terjadi bencana alam yang mengakibatkan kerusakan pada tempat tinggal, sehingga membutuhkan dana yang cukup besar untuk memperbaikinya, atau ketika mengalami PHK dengan uang pesangon yang ala kadarnya, maka dengan dana darurat kita bisa tetap tenang tidak khawatir berlebihan karena tahu dengan dana darurat yang dimiliki punya waktu minimal 6 sampai 12 bulan ke depan sampai kita mendapatkan pekerjaan baru," jelasnya lagi.
Tetapi perlu diingat, dana darurat saja tidaklah cukup untuk menopang ketahanan finansial. Apalagi jika dana darurat yang dikumpulkan belum cukup untuk menanggulangi risiko-risiko dalam kehidupan yang disebut sebelumnya.
Lantas, bagaimana memastikan Anda tetap survive dan mencapai kemapanan finansial? Jawabannya proteksi asuransi. Proteksi bisa didapatkan melalui produk asuransi, terutama asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Terlindungi asuransi akan membantu terhindar dari mengalami kerugian finansial akibat terjadinya risiko dalam kehidupan. Oleh karena itu peran asuransi sangat penting dalam mencapai kemapanan finansial.
Mada menegaskan semua usaha dan upaya yang sudah dilakukan dalam mengumpulkan uang, akan menjadi percuma jika tidak memiliki asuransi. Kasus yang sering terjadi adalah bangkrut karena sakit, besarnya biaya perawatan rumah sakit bisa membuat seseorang menghabiskan hartanya hanya karena tidak memiliki asuransi kesehatan.
Adapula anak-anak yang terpaksa harus berhenti sekolah, dan tidak bisa memiliki Pendidikan yang baik karena orang tuanya sebagai penghasil keuangan keluarga mengalami risiko jiwa atau meninggal dunia. Dengan memiliki asuransi kesehatan ataupun asuransi jiwa, dapat menghindari kerugian finansial akibat biaya rumah sakit yang mahal, maupun dari kerugian finansial kehilangan sumber pendapatan karena terjadinya kematian.
"Sayangnya berdasarkan pengalaman saya, ternyata masih banyak orang yang tidak terlalu memedulikan ketahanan finansial, terutama dalam hal memiliki perlindungan dari asuransi. Padahal beberapa diantara mereka sudah memulai berkeluarga. Kesannya memiliki asuransi hanyalah bukan prioritas utama. Padahal dalam setiap tahap kehidupan, asuransi sebagai penopang ketahanan finansial memiliki peran penting, dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dari setiap fase kehidupan," ujarnya.
Mada mengatakan ketika di fase usia awal memulai karier (fresh graduate) dan belum berkeluarga, maka asuransi Kesehatan memiliki peran penting untuk dimiliki. Ketika terjadi sakit atau mengalami hal tidak terduga seperti mengalami kecelakaan saat sedang traveling, maka asuransi Kesehatan dapat membantu agar tidak membebankan orang tua atau orang terdekat atas biaya rumah sakit.
Begitu juga ketika di fase sudah berkeluarga dan sudah memiliki anak sebagai tanggungan hidup, peranan asuransi jiwa akan menjadi krusial ketika kita mengalami risiko kematian secara mendadak.
"Bayangkan ketika risiko kematian dialami oleh kepala rumah tangga atau sumber utama penghasil keuangan keluarga, dengan uang pertanggungan dari asuransi jiwa maka keluarga yang ditinggalkan tidak perlu khawatir atas biaya hidup di masa depan, anak-anak pun tetap dapat sekolah hingga jenjang tertinggi karena biayanya dapat dibayarkan dari uang pertanggungan asuransi jiwa," ungkap Mada.
Sedangkan untuk di fase menjelang usia pensiun maka asuransi dapat berperan sebagai perlindungan kesehatan di hari tua, asuransi jiwa dapat dipergunakan sebagai sarana untuk perencanaan waris. Uang pertanggungan asuransi jiwa merupakan aset waris yang paling mudah dipindahkan kepada ahli waris dan minim potensi sengketa, dibandingkan seperti aset properti, tabungan dan deposito ataupun harta benda lainnya.
Ia menegaskan diperlukan ketahanan finansial yang kuat untuk bisa mencapai kemapanan finansial. Untuk itu, menurutnya tidak perlu ragu untuk memiliki produk asuransi, baik asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa. Kemudian, penting untuk memastikan membeli produk asuransi dari perusahaan yang terpercaya.
Salah satu yang bisa menjadi pilihan, yakni Prudential Indonesia, perusahaan asuransi terpercaya yang sudah melindungi keluarga Indonesia selama 27 tahun. Prudential Indonesia juga menghadirkan ragam asuransi yang dibutuhkan dalam setiap fase kehidupan. Sepanjang 2021 yang lalu perusahaan ini telah memberikan perlindungan terhadap 2,5 juta tertanggung dan membayarkan klaim serta manfaat sebesar Rp 16,6 triliun.
"Yuk kita kejar kemapanan finansial sedari usia muda, dan mulai bangun ketahanan finansial kita dengan memiliki dana darurat yang mencukupi dan memiliki asuransi Kesehatan dan asuransi jiwa sesuai kebutuhan, dan kemampuan finansial kita saat ini," tutupnya.
(adv/adv) Next Article Beli Produk Asuransi Bikin Rugi, Apa Benar?