Dolar AS Tembus Rp 15.000, Ini Penyebabnya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 September 2022 09:34
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (21/9/2022) hingga menembus Rp 15.000/US$. Penyebabnya, apalagi kalo bukan bank sentral AS (The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pada pukul 9:17 WIB, rupiah berada di Rp 15.010/US$, melemah 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, bahkan ada kemungkinan sebesar 100 basis poin.

Hal tersebut terlihat di perangkat FedWactch milik CME Group, di mana pasar melihat ada probabilitas sebesar 18% The Fed akan menaikkan 100 basis poin pada Kamis (22/9/2022) dini hari waktu Indonesia. Sementara probabilitas sebesar 82% untuk kenaikan 75 basis poin.

fedFoto: CME Group

Jika The Fed menaikkan suku bunga hingga 100 basis poin, bisa menjadi indikasi The Fed melihat inflasi masih akan terus menanjak atau belum mencapai puncaknya. Hal ini bisa memicu gejolak di pasar finansial. Dolar AS akan semakin perkasa, dan rupiah tertekan.

Pasar juga melihat bank sentral Swedia (Riksbank) yang agresif menaikkan suku bunga Selasa kemarin. Riksbank mengerek suku bunga hingga 100 basis poin (bps) menjadi 1,75%, tertinggi sejak Desember 2011.

Kenaikan tersebut lebih tinggi dari konsensus Trading Economics sebesar 75 basis poin, dilakukan akibat inflasi yang dikatakan terlalu tinggi.

Bahkan dalam 6 bulan ke depan Riskbank menyebut suku bunga masih akan terus dinaikkan agar inflasi kembali ke 2%.

"Perkembangan inflasi ke depannya masih sulit untuk dinilai dan Riskbank akan menyesuaikan kebijakan moneter sebagaimana diperlukan untuk memastikan inflasi turun kembali ke target," tulis pernyataan Riskbank sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (20/9/2022).

Kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral di berbagai negara membuat perekonomian dunia diprediksi akan gelap dan suram akibat resesi di tahun depan. Dalam kondisi tersebut, dolar AS yang menyandang status safe haven akan lebih diuntungkan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pasar Tunggu BI

Selain The Fed, Bank Indonesia (BI) juga akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) besok.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini.Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, semuanya kompak memperkirakan kubu MH Thamrin akan menaikkan suku bunga acuan.

Sebanyak 12 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek BI7DRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,00% sementara dua lembaga/institusi memproyeksi kenaikan BI7DRR sebesar 50 bps menjadi 4,25%.

Sebagai catatan, BI secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada Agustus 2022. Kenaikan tersebut adalah yang pertama sejak November 2018 atau dalam 44 bulan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular