Investor Tunggu Pertemuan The Fed, Wall Street Dibuka Ambles

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Tiga indeks utama Wall Street kompak dibuka jatuh pada hari Senin (19/9) pagi waktu New York. Koreksi ini terjadi setelah pekan lalu mencatatkan kinerja mingguan terburuk mereka sejak Juni. Pasar juga tampaknya makin gemetar menantikan pertemuan dua hari The Fed minggu ini.
Dow Jones Industrial Average turun 180 poin, atau melemah 0,6% pada awal pembukaan. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing diperdagangkan turun 0,7%.
Imbal hasil Treasury 10-tahun mencapai 3,51% pada hari Senin, level tertinggi dalam 11 tahun. Kenaikan imbal hasil juga terjadi pada instrumen obligasi lain dan merupakan bagian dari antisipasi menjelang keputusan Fed yang kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya 75 bps hingga 100 bps untuk meredam inflasi.
Sebelumnya pasar sempat cerah dan mengalami reli panjang sepanjang musim panas dengan inflasi tampaknya telah mencapai puncak dan The Fed dapat segera mengakhiri pengetatan agresifnya. Namun hal tersebut berubah setelah angka inflasi terbaru jauh dari yang diharapkan sehingga investor mulai melego saham di tengah kekhawatiran bank sentral akan bertindak terlalu jauh dan mengarahkan ekonomi ke jurang resesi.
Fokus utama investor masih tertuju pada keputusan suku bunga acuan dengan bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga tiga perempat poin lagi. Selain itu, investor juga tetap mengamati panduan tentang pendapatan perusahaan sebelum musim pelaporan berikutnya dimulai pada bulan Oktober.
"Saat kami menerawang ke akhir tahun 2022, kami terus mengantisipasi kondisi berombak di pasar ekuitas AS, yang kami pandang terjebak dalam tarik ulur antara sentimen bearish yang dalam (sinyal kontrarian/bullish) dan kekhawatiran berkelanjutan pengetatan moneter The Fed lebih lanjut dan konsekuensi ekonomi jangka panjangnya, [termasuk] revisi pendapatan perusahaan [yang turun]," tulis Lori Calvasina dari RBC Capital Markets dalam sebuah catatan kepada klien Senin, dilansir CNBC Internasional.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 merosot ke wilayah negatif, yang dipimpin oleh sektor energi.
Pekan lalu Wall Street ambles karena investor bereaksi terhadap laporan inflasi yang lebih panas dari perkiraan dan peringatan suram dari FedEx tentang ekonomi global yang "memburuk secara signifikan".
Di luar pertemuan Fed, hanya ada beberapa rilis data ekonomi minggu ini, termasuk data perumahan Agustus pada hari Selasa dan klaim pengangguran awal pada hari Kamis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Investor Menanti Rilis Inflasi, Wall Street Dibuka NaikTipis
(fsd/fsd)