Resesi Lewat! Permintaan Minyak Masih Tinggi, Harga Naik 1%
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia melonjak pada perdagangan kemarin karena adanya peralihan penggunaan gas ke minyak selama musim dingin, meskipun prospek permintaan tetap suram.
Pada Rabu (14/9/2022) minyak mentah berjangka Brent naik 1% dibandingkan posisi sebelumnya ke US$94,10 per barel. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$88,48 per barel, naik 1,3%.
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan akan terjadi peralihan gas ke minyak besar-besaran untuk menghadapi musim dingin. Proyeksi IEA peralihan tersebut sebesar rata-rata 700.000 barel per hari (bph) pada Oktober 2022 hingga Maret 2023.
Program rilis cadangan bensin strategis (SPR) akan berakhir bulan depan. Program ini telah menopang persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik pada minggu lalu. Stok minyak komersial AS naik 2,4 juta barel karena 8,4 juta barel dilepaskan dari SPR
"Angka minyak mentah menunjukkan bahwa begitu kita mengurangi waktu pada rilis Cadangan Minyak Strategis, kita akan melihat penurunan substansial dalam persediaan sehingga menjaga minyak tetap tinggi," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.
Para pelaku pasar juga melihat ada potensi gangguan pasokan karena demo buruh yang sedang berlangsung akan menganggu distribusi melalui kereta api.
Dukungan lainnya datang dari pernyataan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bahwa permintaan global pada 2022-2023 akan naik lebih dari yang diharapkan.
"Permintaan minyak akan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari (bph) pada 2022 dan 2,7 juta barel per hari pada 2023, tidak berubah dari bulan lalu," kata OPEC dalam laporannya.
"Permintaan minyak pada 2023 diperkirakan akan didukung oleh kinerja ekonomi yang masih solid di negara-negara konsumen utama, serta potensi perbaikan pembatasan Covid-19 dan berkurangnya ketidakpastian geopolitik."
Penggunaan minyak telah pulih dari titik terendah pandemi, meskipun harga tinggi dan wabah virus corona China telah memangkas proyeksi 2022. OPEC memperkirakan konsumsi minyak dunia pada 2023 rata-rata 102,73 juta barel per hari, di atas tingkat pra-pandemi selama 2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)