Medco Lirik Blok Masela, Syaratnya Join dengan Konsorsium

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 September 2022 16:10
Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)
Foto: Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengungkapkan ketertarikan mengelola Blok Masela melalui konsorsium. Komitmen Medco mengelola Blok Jumbo tersebut tidak lebih dari 10% hak partisipasi.

Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro mengatakan pengembangan minyak dan gas laut dalam seperti Blok Masela sebenarnya bukan ranahnya Medco. Pasalnya, untuk mengembangkan migas laut dalam dibutuhkan teknologi, organisasi, dan keuangan yang mumpuni.

Paling tidak, untuk mengembangkan migas seperti itu dibutuhkan perusahaan-perusahaan migas kakap dunia seperti ExxonMobil, Chevron, Shell, ENI, dan BP.

"Jadi kalau pemerintah mau kembangkan Masela mungkin Medco dan Pertamina bisa saja tapi bukan sebagai operator. Karena kita gak punya kemampuan teknologi dan organsisasi untuk mengembangkan lapangan laut dalam," ujar Hilmi saat ditemui di acara 'The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2022 di JCC, Rabu (14/9/2022).

Meski begitu, menurut Hilmi tidak menutup kemungkinan bahwa Medco dapat turut terlibat dalam pengembangan Blok Masela. Namun bukan sebagai operator, melainkan partner dengan kepemilikan hak partisipasi maksimal 10%.

"Bisa aja tapi paling gak akan lebih dari 10 persen karena siapa pun yg masuk ke situ harus ada kemampuan development migas laut dalam itu perlu teknologi dan organisasi yang kuat itu liga nya lain," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur & Chief Operating Office Medco Energi Ronald Gunawan, menjelaskan dalam menjalankan kegiatan eksplorasi, terdapat perusahaan-perusahaan yang mempunyai kemampuan finansial yang berbeda. Misalnya seperti perusahaan sekelas Petronas yang masuk dalam daftar liga kelas tinggi.

"Dia bisa main dari medium size sampai big size. Jadi seperti ini yang harus kita jaga karena kita punya potensial deep water," kata dia dalam acara Drilling Summit Tahun 2022, Rabu (23/3/2022).

Menurut Ronald, jika dibandingkan perusahaan sekelas Petronas, Pertamina, hingga ConocoPhillips yang asetnya baru saja diakuisisi oleh Medco, jelas berbeda. Pasalnya, Medco tidak bermain di ranah proyek migas laut dalam.

"Sekali investasi ada US$ 150 juta. Nah dengan size Medco sekarang kita gak akan sanggup jadi kita pilih liga berbeda," katanya.

Meski demikian, dia berharap agar pemerintah tetap menjaga iklim investasi migas tetap seimbang. Bukan hanya untuk pemain besar saja, namun juga untuk pemain kecil.

"Karena player besar itu mungkin gak tertarik dengan 100 mboepd tapi player kecil tertarik. Kan sering dibilang player besar keluar, harusnya dijaga kesimbangan player kecil juga," ujarnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Ramalan Bos Medco Soal Migas di Masa Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular