
FYI! Hacker Makin Marak Nyolong Aset Kripto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus kebocoran data hingga kini masih menjadi perhatian semua orang, di mana kasus ini sudah terjadi sejak Agustus lalu.
Baru-baru, seorang hacker dengan nama 'Bjorka' mengklaim melakukan peretasan dan telah membuka data-data pribadi dan data-data penting pemerintah. Hal ini membuat pemerintah RI pun ketar-ketir atas kasus ini.
Di tengah maraknya kebocoran data, tak sedikit masyarakat pun mengaitkannya dengan investasi aset digital masa depan yakni aset kripto.
Di dunia kripto, tak sedikit kasus peretasan terjadi. Berdasarkan riset dari Chainalysis memperkirakan aksi peretasan mencuri aset kripto bernilai sekitar US$ 1,9 miliar (sekitar Rp 28,15 triliun) sepanjang Januari-Juli 2022. Alasan lonjakan peretasan adalah penggunaan protokol desentralized finance (DeFi).
Menurut Chainalysis, pencurian nilai aset kripto berbentuk koin atau token lainnya oleh hacker melonjak 60% dibanding periode yang sama pada 2021. Pada Januari-Juli 2021, peretas mencuri aset kripto senilai US$ 1,2 miliar.
Aksi hacker juga diperkirakan tidak surut. Pada Agustus 2022, sudah ada dua insiden peretasan besar yaitu pencurian jembatan lintas-blockchain Nomad senilai US$ 190 juta dan peretasan dompet digital Solana bernilai total US$ 5 juta.
Penyebab utama lonjakan pencurian aset kripto lewat peretasan, menurut Chainalysis adalah tren pencurian dana yang disimpan dengan protokol DeFi.
Hal ini karena kode sumber terbukanya bisa dipelajari oleh penjahat siber yang mencari celah.
Karakternya yang terbuka, membuat protokol DeFi populer bagi perusahaan yang ingin buru-buru meluncurkan produknya ke pasar. Hal ini menambah risiko baru yaitu potensi produk meluncur di pasar tanpa uji keamanan yang menyeluruh.
Chainalysis menyarankan agar pelaku industri kripto meningkatkan sistem keamanan platformnya dan mengedukasi konsumen atau investor cara membedakan proyek kripto yang aman sebagai tempat investasi.
Sementara itu, penegak hukum disarankan untuk terus mengembangkan kemampuan untuk melacak pergerakan aset kripto di sepanjang rantai blockchain, sehingga aksi pencurian kripto tidak lagi menarik bagi peretas.
Beberapa ahli juga menyarankan kepada investor atau trader untuk mencari kripto yang memiliki proyek jelas. Karena bagaimanapun, proyek kripto yang tidak jelas dan tidak memiliki rekam jejak yang pasti sudah banyak yang menimbulkan kasus penipuan karena sang developer yang tidak bertanggung jawab.
Para ahli juga menyarankan agar para investor dapat meneliti kegiatan dan cara investasi developer agar investor dapat berinvestasi dengan aman dan nyaman di kripto.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pesaing Berat Starlink Elon Musk Mau IPO, Gimana Prospeknya?