Akhir Pekan Investor Buru SBN, Harganya Pun Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
09 September 2022 19:00
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBCIndonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Jumat (9/9/2022), di mana investor mencerana pernyataan dari ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) yang masih bernada hawkish.

Mayoritas investor memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan penurunan imbal hasil (yield). Namun untuk SBN tenor 25 tahun cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN tenor 25 tahun menanjak 2,6 basis poin (bp) ke posisi 7,522%. Sedangkan yield SBN tenor 30 tahun cenderung stagnan di posisi 7,294%.

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) negara berbalik menurun 3,3 bp ke posisi 7,177%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Beralih ke AS, yield obligasi pemerintah (US Treasury) juga cenderung melandai pada pagi hari ini, setelah bergerak naik di sesi sebelumnya karena investor masih mencerana pernyataan dari ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang masih bernada hawkish.

Penurunan yield Treasury juga terjadi setelah bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang kembali menaikkan suku bunga acuannya demi menjinakan inflasi yang masih meninggi.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury tenor pendek yakni 2 tahun turun 2,2 bp ke posisi 3,469%.

Sedangkan yield Treasury berjangka menengah yakni tenor 10 tahun yang juga menjadi Treasury benchmark AS juga turun 3 bp menjadi 3,262%.

Hal ini terjadi setelah ECB menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp), menaikkan suku menjadi 0,75%, dalam langkah hawkish yang sebagian besar diharapkan untuk melawan inflasi yang meningkat cepat.

Investor juga tetap waspada terhadap ekonomi yang melambat dan langkah The Fed selanjutnya pada kenaikan suku bunga, karena pembuat kebijakan menyiratkan langkah agresif lebih lanjut kemungkinan akan diperlukan untuk meredam kenaikan biaya.

Namun, data dari The Fed baru-baru ini menunjukkan bahwa sementara inflasi masih berpotensi meningkat, meski laju kenaikannya pada Juli lalu terlihat melambat.

Wakil Ketua The Fed, Lael Brainard dalam pidatonya bersumpah untuk melanjutkan perang melawan inflasi "selama itu diperlukan."

"Sejauh ini, kami telah menaikkan suku bunga kebijakan ke puncak siklus sebelumnya, dan suku bunga kebijakan perlu dinaikkan lebih lanjut," katanya.

Dia menambahkan bahwa pembuat kebijakan akan mengandalkan data-data penting untuk memastikan mereka tidak bereaksi berlebihan pada langkah-langkah pengetatan.

Pasca pernyataan tersebut, pasar melihat suku bunga akan dinaikkan lagi sebesar 75 basis poin (bp) pada bulan ini, dengan probabilitas sekitar 86%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular