
Cek! Saham Tercuan dan Terboncos Akhir Pekan, Kamu Punya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah tipis pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (9/9/2022) di tengah sentimen eksternal terkait suku bunga The Fed yang masih dinantikan oleh pasar.
Level tertinggi berada di 7.270,3 sesaat setelah perdagangan dibuka sementara level terendah berada di 7.206,37 sekitar pukul 09:30 WIB. Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 263 unit, sedangkan 221 unit lainnya menguat, dan 196 sisanya stagnan.
Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers.
Berikut lima saham top gainers pada sesi I siang ini, Jumat (9/9/2022).
1. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS), naik +27,4%, ke Rp 186/unit
2. PT OBM Drilchem Tbk (OBMD), naik +16,8%, ke Rp 292/unit
3. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM), naik +12,58%, ke Rp 340/unit
4. PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), naik +10,39%, ke Rp 85/unit
5. PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM), naik +9,94%, ke Rp 354/unit
Saham Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 41,32 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 235,4 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham OKAS bergerak di rentang Rp 150-192/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham OKAS mencapai Rp 328,46 miliar.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 1 September hingga Kamis (8/9/2022) saham OKAS tercatat hanya sekali menghijau, dengan 4 kali merah, dan 1 kali stagnan.
Dengan ini maka saham OKAS telah mengalami kenaikan 13,41% dalam sepekan dan melesat 132,5% dalam sebulan terakhir.
Menurut data perusahaan, permintaan jasa pengeboran memang sedang tinggi-tingginya. Utilisasi rig perusahaan mengalami kenaikan sekitar 40% pada sepanjang Januari-Juni 2022 jika dibandingkan periode sama tahun 2021.
Lini usaha jasa pengeboran dan perawatan sumur minyak merupakan salah satu dari lini usaha OKAS. Lini usaha ini dilakukan melalui entitas anak, yaitu PT Bormindo Nusantara (BN). Jumlah kontribusi pendapatan entitas anak usaha tersebut berkisar 10-15% dalam total pendapatan konsolidasi OKAS.
Dengan potensi yang ada, berdasarkan laporan kinerja keuangan pada kuartal II-2022, OKAS berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp 40,22 miliar.
Sementara itu kabar terbaru menyebutkan bahwa pemerintah telah membatalkan pencabutan izin anak perusahaan OKAS yakni PT Indotan Lombok Barat Bangkit. Surat keputusan ini ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Agustus 2022 dan dicetak tanggal 30 Agustus 2022.
Dengan pencabutan pembatalan izin usaha ini, anak usaha OKAS dapat melanjutkan kembali kegiatan usahanya, khususnya untuk menyelesaikan kegiatan eksplorasi yang sudah direncanakan sebelumnya.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Jumat (9/9/2022).
1. PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA), turun -8,33%, ke Rp 33/unit
2. PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT), turun -6,77%, ke Rp 124/unit
3. PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA), turun -6,52%, ke Rp 344/unit
4. PT Bumi Resources Tbk (BUMI), turun -5%, ke Rp 190/unit
5. PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS), turun -4,35%, ke Rp 110/unit
Saham Boston Furniture Industries Tbk (SOFA) bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,23 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 158,4 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham SOFA bergerak di rentang Rp 33-36/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham SOFA mencapai Rp 54,57 miliar.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 1 September hingga Kamis (8/9/2022) saham SOFA tercatat hanya 1 kali menghijau, dengan 2 kali merah, dan 3 kali stagnan. Dengan ini SOFA telah mencatatkan penurunan mencapai 10,81% sepekan dan 15,38% dalam sebulan terakhir.
Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham SOFA. Tetapi jika melihat kinerja laporan keuangannya, SOFA masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 2,26 miliar sepanjang semester I-2022.
Kerugian terjadi karena perseroan sedang melaksanakan investasi aset berupa mesin dan showroom.
Perseroan saat ini sedang fokus untuk mengembangkan basis pelanggan melalui sejumlah ritel online. Lebih jauh, perseroan juga menggenjot efisiensi dalam kegiatan produksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/vap) Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit