Siapa Pemilik Erigo, Brand Lokal yang Go Internasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Brand Erigo menjadi salah satu kebanggaan anak muda Indonesia. Apalagi Erigo berhasil tampil di New York Fashion Week tahun lalu.
Bahkan mengutip detik.com, beberapa waktu lalu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas melakukan kunjungan kerja ke kantor pusat perusahaan tekstil, Erigo. Dalam kunjungan ini, Zulhas menjanjikan agar Erigo bisa mendapatkan tambahan investor.
Janji itu diungkapkan ketika, keduanya bercakap-cakap mengenai berdirinya Erigo. Awalnya Founder dan CEO Erigo Muhammad Sadad bercerita bahwa baru mendapatkan investor yakni Deddy Corbuzier yang diketahui berinvestasi sebesar Rp 10 miliar.
Sadad mengatakan kepada Zulhas baru satu investor yang dia miliki dan itu baru ada selama kurang lebih 10 tahun Erigo berdiri.
"Alhamdulillah kita mendapatkan investor pertama Deddy Corbuzier, setelah 10 tahun nggak ada investor luar. Dia yang pertama. Untuk pengembangan bisnis, capek juga pak kalau nggak ada modal, untuk urus ke bank harus ada aset dan lain-lain," ucapnya.
Kemudian Zulhas membalas dengan menjanjikan akan dicarikan investor untuk Erigo. Mengingat menurutnya Erigo sudah membuktikan bisa berkembang meski di tengah pandemi Covid-19. Menurut Zulhas pengusaha dalam negeri memang perlu didukung, daripada produk di Indonesia hanya dibanjiri dengan produk bekas atau impor.
CEO Erigo Muhammad Sadad mengungkapkan keberhasilan yang tampak dimiliki oleh Erigo saat ini didapatkan bukan dengan cara yang instan.
Perjalanannya di industri pakaian dimulai sejak tahun 2011 dari sebuah studio kamar salah satu apartemen di wilayah Depok, tanpa karyawan atau tim satu pun.
Tahun 2013 dikisahkan Sadad menjadi awal mula dirinya melahirkan nama Erigo sebagai sebuah identitas brand bisnis fashion-nya hingga kini bisa menjadi UMKM inspiratif yang naik kelas.
Sadad mengaku awalnya Erigo mengusung konsep bertemakan batik dan ikat pada produk-produknya. Akan tetapi, setelah satu tahun perjalanan, Sadad merombak brand identity-nya menjadi tema casual fashion yang dipertahankan hingga saat ini.
Ia mengakui keputusan tersebut dipilih mengingat tren fashion yang terus bergerak dengan cepat, ditambah banyaknya persaingan yang semakin kuat.
Kendati harus berganti, Sadad mengaku perubahan tersebut membuat brand DNA Erigo semakin kuat dan dikenal sebagai brand lokal dengan produk casual hingga saat ini.
Ia pun menceritakan berbagai upaya yang dilakukan Erigo untuk memperluas jangkauan pasar. Dimulai dari meluncurkan online webstore bersamaan dengan peluncuran Erigo di tahun 2013, serta memberanikan diri untuk mulai ikut berpartisipasi pada acara-acara offline, salah satunya JakCloth di pertengahan 2013.
Sadad mengaku selalu turut andil dan terjun langsung pada setiap strategi penjualan Erigo, bahkan pernah tidur di musala mal hingga mandi di pom bensin selama mengikuti JakCloth. Hal ini diakuinya dilakukan sebagai upaya meminimalisir pengeluaran.
Mengikuti perkembangan zaman, Sadad terus mengembangkan bisnisnya dengan bergerak menggunakan platform e-commerce sebagai salah satu kanal penjualan. Di tahun 2017, Erigo bergabung dengan Shopee.
Diakui oleh Sadad, penjualan produk-produk Erigo meningkat secara signifikan setelah bergabung dengan Shopee. Bahkan, pada 2020 lalu Erigo berhasil mencatat peningkatan penjualan hingga lebih dari 10 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2019.
Tak hanya berjaya di dalam negeri, Sadad mengaku produknya juga mendapat permintaan tinggi dari luar negeri.
Ia menjelaskan, Erigo mulai bergabung ke program ekspor Shopee di tahun 2020 dan saat ini produk-produknya sudah bisa dibeli di negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Saat ini ada 7 toko Erigo yang telah mengikuti program ekspor ini termasuk dengan authorized store Erigo.
[Gambas:Video CNBC]
(vap/vap)