
Cek! 5 Saham Tercuan, Ada yang Naik Nyaris 20%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (7/9/2022) pasca menguat tiga hari beruntun di tengah banyaknya sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Level tertinggi berada di 7.243,52 sekitar pukul 09:20 WIB sementara level terendah berada di 7.166,62 sekitar pukul 10:30 WIB. Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 328 unit, sedangkan 192 unit lainnya menguat, dan 169 sisanya stagnan.
Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers.
Berikut lima saham top gainers pada sesi I siang ini Rabu (7/9/2022).
1. PT OBM Drilchem Tbk (OBMD), naik +18,52%, ke Rp 224/unit
2. PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS), naik +13,88%, ke Rp 5.375/unit
3. PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS), naik +9,59%, ke Rp 160/unit
4. PT MNC Energy Investments Tbk (IAYA), naik +9,49%, ke Rp 173/unit
5. PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE), naik +7,94%, ke Rp 68/unit
Saham OBM Drilchem Tbk (OBMD) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 31,75 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 144,48 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham OBMD bergerak di rentang Rp 190-236/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham OBMD mencapai Rp 163,97 miliar.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 29 Agustus hingga Selasa (7/9/2022) saham OBDM 4 kali menghijau, dengan 3 kali merah. Dengan ini OBMD telah mencatatkan penguatan mencapai 43,59% sepekan dan 58,87% sebulan.
Jika menilik laporan kinerja keuangannya, OBMD berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 13,23 miliar sepanjang semester I-2022. Sementara pendapatan OBMD mencapai Rp 55,11 miliar atau naik 83,9% dari Rp 29,97 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Merujuk pada laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan OBMD terdiri dari pasar ekspor dan pasar lokal. Maka dari itu, tren kenaikan harga komoditas termasuk minyak bumi dan gas (migas) berpeluang mendorong performa OBMD.
Sebagai informasi, OBMD merupakan produsen bahan adatif untuk aktivitas pengeboran yang telah mengantongi sejumlah kontrak dengan perusahaan baik dalam negeri maupun luar negeri. Kabar terbaru menyebutkan bahwa perseroan terus menjalankan strategi untuk memperluas kerja sama dengan distributor di luar negeri.
Dengan kondisi likuiditas yang baik, perseroan juga mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 3,8 miliar pada 2022. Belanja modal tersebut digunakan untuk pembelian gudang di Balikpapan dan pembelian spare part mesin.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Rabu (7/9/2022).
1. PT Sentul City Tbk (BKSL), turun -6,94%, ke Rp 67/unit
2. PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), turun -6,9%, ke Rp 216/unit
3. PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC), turun -6,53%, ke Rp 930/unit
4. PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF), turun -6,52%, ke Rp 86/unit
5. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), turun -4,33%, ke Rp 1.880/unit
Saham Sentul City Tbk (BKSL) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 179,8 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,52 miliar unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham BKSL bergerak di rentang Rp 67-82/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham BKSL mencapai Rp 4,49 triliun.
Pasca perdagangan sesi I kemarin bercokol di jajaran top gainers, hari ini BKSL kembali memimpin jajaran top losers. Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan tersebut.
Namun jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 29 Agustus hingga Selasa (6/9/2022) saham BKSL hanya 2 kali menghijau, dengan 3 kali merah, dan 2 kali stagnan. Dengan ini BKSL masih mengalami kenaikan 19,64% dan melesat 34% dalam sebulan.
Jika melihat kinerja laporan keuangannya, BKSL masih mencatatkan rugi bersih mencapai Ro 21,31 miliar sepanjang semester I-2022 ini.
Di sisi lain, emiten properti berkode BKSL ini akan melakukan penambahan modal melalui penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham perseroan dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
BKSL akan menawarkan sebanyak 100,62 miliar saham biasa seri D dengan nilai Rp 50 per saham. Sehingga total dana keseluruhan mencapai Rp 5,03 triliun.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasi perseroan, setiap pemegang 2 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 6 Oktober 2022 mempunyai 3 HMETD. Setiap 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru yang ditawarkan dengan harga Rp50 per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD.
"Jika saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V ini tidak seluruhnya diambil atau dibeli oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang telah melakukan pemesanan lebih besar dari haknya sebagaimana tercantum dalam daftar pemegang HMETD, secara proposional berdasarkan atas jumlah HMETD yang dilaksanakan," tulis manajemen dalam prospektus.
Pihak BKSL menjelaskan seluruh dana hasil penawaran umum terbatas ini untuk sejumlah hal. Sekitar 18,41% akan digunakan untuk membayar utang.
Kemudian sekitar 0,87% akan digunakan untuk penambahan penyertaan modal kepada PT Sukaputra Graha Cemerlang yang selanjutnya akan digunakan untuk pembayaran utang kepada Queen Bridge Investment Ltd sehubungan dengan aktivitas operasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit