Saham BUMI di Proyeksi ke Rp 305, Kok Bisa? Ini Alasannya

Dwitya Putra, CNBC Indonesia
Senin, 05/09/2022 18:50 WIB
Foto: Detikcom/Dikhy Sasra

Jakarta, CNBC Indonesia - Samuel Sekuritas Indonesia memasukan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebagai salah satu saham yang direkomendasi beli dengan target price (TP) di level Rp 305.

Mengutip riset Samuel Sekuritas Indonesia, Kamis (5/9/2022) ada beberapa hal yang mengindikasikan saham BUMI layak beli. Pertama yakni berdasarkan valuasi cadangan batu bara US$ 1,15 per ton atau masih jauh lebih rendah dari ADRO sebesar US$ 4,79 per ton dan ITMG US$ 6,73 per ton.

Kedua, terkait pemulihan harga batu bara. Dengan asumsi harga batu bara tetap pada level US$ 400/ton untuk sisa tahun ini, akan memungkinkan BUMI untuk menghasilkan EBITDA tahunan sebesar US$ 492 juta di 2022 dan US$ 456 juta di 2023.


Ketiga BUMI akan kembali menggelar aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau dikenal private placement (PP) dalam jumlah jumbo untuk membayar utang.

Produsen batu bara terbesar ini berencana menerbitkan 200 miliar saham Seri C baru di harga Rp 120 dalam aksi korporasi tersebut. Nilai pendanaan yang diperoleh mencapai Rp 24 triliun digunakan untuk melakukan penyelesaian kewajiban perseroan berupa pembayaran utang PKPU kepada kreditur PKPU. Jumlah tersebut cukup untuk melunasi semua utang PKPU (US$ 1,54 miliar).

"Ini akan menjadi katalis positif bagi perusahaan, karena akan menghasilkan potensi penghematan biaya bunga hingga US$ 130 juta per tahun, dan akan meningkatkan earning per share (EPS) BUMI sekitar 15% dan mengubah perusahaan menjadi perusahaan dengan kas bersih pada 2023," jelas Jonathan Guyadi dan Prasetya Gunadi dalam riset Samuel Sekuritas Indonesia.

Selain itu, dalam riset tersebut juga dikatakan, BUMI diproyeksikan dapat memproduksi batu bara total 81,6 juta ton batu bara di 2022 atau meningkat 3% secara year on year (YoY). Sementara itu, perkiraan harga rata-rata batu bara diperkirakan sekitar US$ 114 per ton, atau lebih rendah dari perkiraan perusahaan sebesar US$ 120-US$ 125 per ton dan biaya produksi sebesar US$ 46 per ton

Adapun pertumbuhan laba bersih BUMI diprediksi sebesar 238% YoY menjadi US$ 570 juta pada 2022, dan sedikit menurun menjadi US$512 juta di 2023, seiring proyeksi harga batu bara yang diperkirakan akan turun menjadi US$ 171, dari US$ 332 pada 2022.

Sekedar informasi, saham BUMI kembali memanas pada perdagangan hari ini (5/9/2022). Tercatat, saham BUMI berhasil ditutup menguat Rp 19 (10,67%) ke Rp 197.

Di awal pekan ini, saham BUMI ditransaksikan sebanyak 72.186 kali transaksi dengan volume 8,71 miliar saham senilai Rp 1,66 triliun. Saham BUMI sempat menyentuh harga tertinggi di Rp 198 dan terendah di Rp 177.

Dengan penguatan tersebut, saham BUMI secara year to date telah mengalami lonjakan harga sebesar 194,03%.


(dpu/dpu)