
Ini Penyebab Alibaba Dkk Bisa Hengkang dari Wall Street

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman dihapusnya atau delisting emiten-emiten China di bursa saham Amerika Serikat (AS) pun semakin besar.
Namun, AS dan China baru-baru ini mengambil langkah pertama yang signifikan untuk menjaga agar saham China yang terdaftar di AS seperti Alibaba dan perusahaan teknologi lainnya tidak dipaksa keluar dari bursa saham AS.
"Banyak detail implementasi yang mungkin hanya dapat diketahui oleh perusahaan audit dan [Kementerian Keuangan] bersama dengan [Komisi Regulasi Sekuritas China] melalui uji coba audit kasus nyata di bawah perjanjian yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," kata Winston Ma, asisten profesor hukum di Universitas New York, dikutip dari CNBC International.
Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB) AS mengatakan inspekturnya akan tiba di Hong Kong pada pertengahan September, tak lama setelah itu "semua kertas kerja audit yang diminta oleh PCAOB harus tersedia bagi mereka."
Kertas kerja audit berbeda dari informasi aktual tentang perusahaan yang dikumpulkan oleh kantor akuntan. Kertas kerja mencatat prosedur audit, pengujian, mengumpulkan informasi dan kesimpulan tentang tinjauan.
Kemampuan AS untuk memeriksa kertas kerja tersebut untuk perusahaan China yang terdaftar di AS telah menjadi perselisihan selama bertahun-tahun.
Perkembangan politik dan hukum AS dalam dua tahun terakhir telah mempercepat ancaman bahwa dihapusnya atau potensi delisting perusahaan-perusahaan China dari bursa saham AS pun tidak dapat dihindari.
Titik balik terjadi pada akhir Agustus lalu ketika PCAOB dan Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRS) menandatangani perjanjian kerja sama yang meletakkan dasar regulasi untuk mengizinkan inspeksi oleh AS terhadap perusahaan audit di dalam perbatasan China.
Bahkan, Kementerian Keuangan China juga ikut menandatangani perjanjian tersebut.
PCAOB mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memiliki inspektur di China pada pertengahan September 2022 dan akan membuat keputusan pada Desember 2022 mengenai apakah China masih menghalangi akses ke informasi audit.
Di lain sisi, kantor akuntan resmi di China yang diawasi oleh Kementerian Keuangan China, menjadikannya pemimpin di pihak China untuk langkah selanjutnya. Namun, ada ketidakpastian seputar implementasi perjanjian karena hanya membentuk kerangka kerja.
"Kantor akuntan kami masih belum tahu bagaimana melanjutkannya," kata Peter Tsui, presiden Asosiasi Auditor Internal China yang berbasis di Hong Kong, dilansir dari CNBC International.
Dia mengatakan bahwa masih ada pertanyaan tentang informasi apa yang harus dibagikan perusahaan agar tetap mematuhi peraturan China.
Tsui mengatakan inspeksi harus berjalan lancar jika hanya masalah akuntan di kedua sisi,dan tidak ada campur tangan politik di pihak AS.
Hingga hari ini, Kementerian Keuangan China belum merilis pernyataan publik tentang perjanjian kerja sama audit.
Namun, PCAOB mengatakan akan membuat keputusan pada Desember mendatang apakah China masih menghalangi akses ke informasi audit.
Semenjak adanya potensi delisting emiten besar China seperti Alibaba dan lain-lainnya yang terdaftar di bursa AS, para emiten tersebut telah memulai untuk melakukan listing di bursa saham Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melakukan lindung nilai (hedging) terhadap potensi delisting dari bursa saham AS.
Seperti halnya emiten ride-hailing Didi, di mana sejak IPO di AS, Beijing juga meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan China yang ingin mendaftar di luar negeri.
Ketidakpastian kondisi politik antara AS dan China membuat banyak emiten di China mengurungkan niatnya untuk melakukan IPO di bursa AS.
Pada Juli 2021, hanya 16 emiten China yang melakukan listing atau IPO di bursa AS. Angka ini tidak termasuk perusahaan akuisisi tujuan khusus. Jumlah ini jauh lebih rendah dari posisi tahun 2020, di mana sebanyak 30 perusahaan China yang melakukan IPO di bursa AS.
Menurut perusahaan analisis Morgan Stanley, berdasarkan nilainya, lima kepemilikan institusional AS terbesar dari emiten China yang terdaftar di bursa AS adalah Alibaba, JD.com, Pinduoduo, NetEase, dan Baidu.
(chd/chd) Next Article Suram! Ada Potensi 50% Emiten China Didepak Dari Wall Street
