Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Mulai Bangkit Perlahan

Maesaroh, CNBC Indonesia
02 September 2022 15:31
Pekerja menata perhiasan emas di toko emas Kawasan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (11/3/2022). Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan hari ini.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Emas (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai menguat. Pada perdagangan Jumat(2/9/2022) pukul 15:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.702,10 per troy ons. Menguat 0,35%.

Penguatan tersebut ikut membantu emas kembali ke level psikologis US$ 1.700 per troy ons setelah sempat anjlok ke US$ 1.696 pada perdagangan kemarin dan pagi hari ini.

Dalam sepekan, harga emas mash melandai 2% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 3,3% sementara dalam setahun anjlok 5,9%.

Stephen Innes, analis dari SPI Asset Management, mengatakan pelaku pasar menunggu data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Malam ini, AS akan mengumumkan data non-farm payroll dan data pengangguran AS. Jika data pengangguran membaik maka bank sentral AS The Federal Reserve/the Fed diyakini akan semakin hawkish.

Konsensus pasar memperkirakan lapangan kerja baru yang tercipta pada Agustus mencapai 300.000. Pada Juli, jumlah lapangan kerja baru yang tercipta menembus 528.000. Namun, jika data memburuk maka emas kemungkinan bisa ikut terdongkrak.

"Pelaku pasar saat ini masih berpegang pada narasi suku bunga acuan the Fed.Jika data tenaga kerja AS lebih bagus dari perkiraan maka suku bunga acuan akan bertahan lama," tutur Innes, seperti dikutip Reuters.

Selain suku bunga, analis Reliance Securities Jigar Trivedi mengatakan memburuknya situasi di China ikut andil dalam membebani pergerakan emas. Seperti diketahui, China kembali memberlakukan lockdown di sejumlah wilayah, termasuk 21 juta warga di Kota Chengdu, sejak Kamis kemarin.

Lockdown diberlakukan menyusul jumlah kasus Covid-19 yang meningkat. Emas biasanya menjadi pilihan aset investasi saat kondisi ekonomi memburuk. Namun, posisi emas saat ini dikalahkan oleh dolar AS.

"China tengah berjuang dengan Covid tetapi permintaan emas sebagai aset aman tidak naik. Aset aman yang dicari saat ini hanyalah dolar AS," tutur Triverdi,

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae) Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular