Rupiah Siap-Siap, Harga Peralite Segera Naik!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 August 2022 08:10
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses menguat 0,37% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.840/US$ Selasa kemarin, di tengah isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar.

Informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia, kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi ini akan diumumkan pada hari ini, (31/82022), dan harga baru kedua BBM tersebut akan berlaku pada 1 September 2022 ini.

Pengumuman tersebut akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Berkaca dari kenaikan BBM tahun 2013 dan 2014, dampaknya selalu negatif bagi rupiah.

Pemerintah memastikan harga bensin subsidi jenis Pertalite dan Solar akan mengalami kenaikan.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menjawab pertanyaan di forum RSIS Distinguished Public Lecture: Indonesia, Singapore, ASEAN and The New Lansdscape, seperti dikutip Selasa (30/8/2022).

"Jadi kami sekarang berencana untuk menyesuaikan harga [BBM]," kata Airlangga dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan.

"Dan kami telah mengeluarkan, juga untuk mendukung kemampuan dan warga yang membutuhkan, jaminan sosial. Jadi kita merilis program untuk jaminan sosial dan ketika sebanyak 40% warga yang membutuhkan dukungan telah didukung, kami akan menyesuaikan harga dari minyak," jelasnya.

Secara teknikal, resisten kuat Rp 14.885/US$ hingga Rp 14.890/US$ sekali lagi menahan pelemahan rupiah yang disimbolkan USD/IDR. Resisten tersebut merupakan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).

Setelah disentuh pada Senin (29/8/2022) rupiah langsung menguat sehari setelahnya.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kini hampir masuk ke wilayah jenuh beli (overbought).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam juga sudah bergerak turun tetapi belum mencapai wilayah oversold, sehingga ruang penguatan terbuka cukup lebar.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran Rp 14.830/US$, jika diembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.800/US$ hingga Rp 14.790/US$.

Support kuat berada di kisaran Rp 14.730/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Sementara itu resisten berada di kisaran Rp 14.850/US$ hingga Rp 14.865/US$. Jika ditembus, rupiah berisiko menguji kembali MA 50.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular