Sritex Cermati Wacana Kenaikan BBM, Gimana Dampaknya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) membukukan penjualan sebesar US$ 348,8 juta sepanjang semester pertama 2022.
Penjualan tersebut masih didominasi oleh penjualan ekspor yang saat ini masih berkontribusi sebesar 61,5% dari total penjualan, sementara domestik 38,5%.
Mengutip keterangan resminya, Selasa (30/8/2022) di tengah gejolak makroekonomi global, perseroan berhasil untuk mempertahankan porsi ekspor dengan nilai penjualan sebesar US$ 214,6 juta dengan porsi benua Asia sebesar US$ 145,5 juta dan Amerika Latin sebesar US$ 52,7 juta.
Mayoritas produk yang diekspor merupakan produk benang sebesar US$ 145,9 juta dan disusul oleh pakaian jadi sebesar US$ 35,9 juta. Sementara untuk di pasar lokal, produk benang juga masih menjadi unggulan di mana penjualan mencapai sebesar US$ 62 juta pada enam bulan pertama tahun ini.
"Langkah yang kami harapkan adalah dengan ramainya isu resesi dan stagflasi yang terjadi, Pemerintah dapat mengambil langkah konkrit untuk mengantisipasi guncangan ekonomi yang sedang terjadi," tulis manajemen, Selasa (30/8/2022).
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah Rp 15.000 per dolar pada bulan Juli 2022. Pihaknya juga mencermati efek pengaruh wacana pencabutan subsidi terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah dalam waktu dekat, dan dampaknya terhadap kemampuan daya beli masyarakat.
Hingga 31 Desember 2021, Sritex mencatat penjualan sebesar US$ 847,52 juta dengan komposisi penjualan ekspor sebesar 61,47% dan domestik sebesar 38,53%.
"Upaya untuk terus membukukan ekspor patut diapresiasi mengingat banyaknya negara yang masih dalam lockdown sepanjang 2021 dan kelangkaan container sehingga biaya logistik melambung tinggi," tulisnya.
Adapun lima strategi yang dijalankan oleh manajemen di antaranya, mengoptimalkan integrated system dalam proses produksi, meningkatkan keunggulan produk dengan inovasi, pengembangan pasar, restrukturisasi mesin produksi dan upskilling pekerja, dan penerapan manajemen risiko dalam pengambilan keputusan.
(vap/vap)