Ekonomi Lagi Sakit, Mandiri Investasi Kasih Bocoran Investasi

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
25 August 2022 18:00
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) melihat, perekonomian global sedang tidak baik-baik saja. Berawal dari perang Rusia-Ukraina, inflasi banyak negara dunia lompat hingga memicu kenaikan suku bunga acuan di banyak negara maju.

Kondisi ini secara tidak langsung memicu ketidakpastian bagi ekonomi RI. Bank Indonesia pun meresponnya dengan menaikkan suku bunga acuan (BI).

Saat ini, perhatian pasar tengah beralih ke penantian atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Meski demikian, Direktur Utama Mandiri Investasi Aliyahdin Saugi mengungkapkan, ekonomi RI masih terkendali. Bahkan, ekonomi RI masih menjadi tempat berinvestasi yang menguntungkan bagi para investor.

Menurutnya, investasi yang cocok di tengah situasi saat ini, untuk investor dana jangka pendek dan menengah dapat melakukan aset alokasi ke pendapatan tetap atau money market.

"Sebagai negara emerging market serta kestabilan ekonomi dan fiskal yang kuat tentu Indonesia merupakan negara yang sangat menarik untuk menjadi tempat investasi para manajer investasi global," ujarnya di Hotel Mulia Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Aliyahdin menyebut, hal ini juga terlihat dari rasio Price Earning rata-rata saham di Indonesia yang masih jauh di bawah negara maju, yang artinya masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat tinggi.

"Saham bisa mempress on dari inflasi, kalau bahan baku naik bisa mengcover kenaikan cost. Ini terjadi di mana-mana. Equity beli tapi mana yang paling sedikit dampaknya. Kalau ada kenaikan suku bunga, di money market, kalau sudah stabil bisa elaborasi. Ini bisa beli Equity produk dan money market. Itu kinerjanya kompetitif di market," jelasnya.

Nantinya, kata Aliyahdin dapat memilih sektor mana saja yang tidak terdampak langsung terhadap kenaikan harga BBM. Namun, sektor transportasi masih dapat menjadi pilihan menarik karena diimbangi oleh aspek permintaan.

"Kebanyakan di Indonesia bisa pres on. Sektor transportasi yg menggunakan bahan bakar minyak, memang mereka mengalami kenaikan cost. Meski harga naik tapi kadang bisa mem Price on. Airlines kan kena tapi tetep aja penuh," pungkasnya.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mandiri Investasi Sebut IHSG Bisa Tembus 8.100, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular