Ngerinya Inflasi, Bank Sentral Korea 7 Kali Kerek Bunga Acuan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 August 2022 12:15
SEOUL, SOUTH KOREA - MAY 27:  South Korean war veterans and conservative protesters hold an anti-North Korea rally in front of City Hall on May 27, 2010 in Seoul, South Korea. North Korea declared to cut all the ties with the South as a punishment for being blamed for the sinking of a South Korean warship.  (Photo by Chung Sung-Jun/Getty Images)
Foto: Getty Images/Chung Sung-Jun

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pengumuman kebijakan moneter Kamis (25/8/2022). Secara frekuensi, di antara bank sentral utama dunia, BoK menjadi bank yang paling agresif menaikkan suku bunga. Sejak semester II-2021, BoK sudah 7 kali menaikkan suku bunga.

Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, BoK mengerek suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 2,5%, level tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Kenaikan ini menyusul bulan sebelumnya yang lebih besar, 50 basis poin. Dalam 7 kali, total BoK sudah menaikkan suku bunga sebesar 200 basis poin.

Inflasi yang tinggi menjadi alasan BoK sangat agresif dalam menaikkan suku bunga. Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) bulan Juli tercatat tumbuh 6,3% year-on-year (yoy) menjadi yang tertinggi sejak 1998.

Sama dengan negara lainnya, kenaikan inflasi tersebut dipicu oleh tingginya harga energi serta pangan.

Selain itu, nilai tukar won yang merosot melawan dolar Amerika Serikat (AS) juga memperburuk inflasi. Sepanjang tahun ini, won tercatat merosot lebih dari 12% dan berada di level terlemah dalam 24 tahun terakhir.

Meski demikian, BoK mengatakan sudah ada tanda-tanda inflasi mencapai puncaknya. Rata-rata inflasi tahun ini diperkirakan sebesar 5,2%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 4,5%. Untuk tahun depan, inflasi diperkirakan sebesar 3,7%, juga lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 2,9%.

Selain itu, BoK juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini menjadi 2,6%, dibandingkan proyeksi yang diberikan Mei lalu sebesar 2,7%.

Maklum saja, inflasi yang tinggi tentunya menggerus daya beli masyarakat, kemudian suku bunga tinggi akan melambatkan ekspansi dunia usaha. Alhasil, pertumbuhan ekonomi akan tergerus.

Semua anggota dewan sepakat dengan kenaikan 25 basis poin, dan mengindikasikan belum akan berhenti. Gubernur BoK menyatakan pasar yang melihat suku bunga di akhir 2022 berada di kisaran 2,75% - 3% adalah masuk akal. Artinya, BoK kemungkinan akan mengerek suku bunga lagi total sebesar 50 basis poin dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanpa Gubernur, Bank Sentral Korsel Naikkan Suku Bunga Acuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular