Harga Minyak Naik Lagi, Mantap di Atas US$ 100/Barel

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
Kamis, 25/08/2022 07:20 WIB
Foto: Anteran warga membeli bahan bakar Pertalite dan solar yang mulai sulit ditemukan pada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di SPBU di kawasan Jalan Raya Bogor, Sabtu (13/8/202). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi hari ini. Belum jelasnya nasib kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara Barat membuat pelaku pasar masih berminat memborong kontrak minyak.

Pada Kamis (25/8/2022) pukul 06:10 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 101,83/barel. Naik 1,61% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 95,24/barel. Bertambah 1,6%.


Sumber: Refinitiv

Mengutip laporan Reuters, Iran disebut sudah menerima kerangka (draft) final dari Uni Eropa mengenai upaya menghidupkan kembali perjanjian nuklir. Amerika Serikat (AS) pun sudah memberikan pendapatnya. Teheran belum memberikan tanggapan resmi terhadap draft tersebut.

"Kami sudah menerima tanggapan AS terhadap draft yang diusulkan Uni Eropa. Kami di Teheran sedang mencoba memberikan respons. Kami akan memberikan masukan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani seperti diberitakan Reuters.

Kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara Barat dibuat kala AS dipimpin oleh Presiden Barack Obama. Namun pada masa pemerintahan Donald Trump, AS meninggalkan kesepakatan itu karena Trump menilai Barat terlalu lunak terhadap Iran.

Bukan cuma meninggalkan kesepakatan, Trump juga kembali menjatuhkan berbagai sanksi kepada Negeri Persia. Salah satunya adalah larangan ekspor minyak.

Namun kini dengan upaya untuk kembali menghidupkan kesepakatan nuklir, bahkan sudah berada di tahap final, ada harapan hubungan Iran dengan negara-negara Barat akan membaik. Dengan demikian, sanksi terhadap Iran bisa dicabut dan minyak dari negara tersebut bisa kembali masuk ke pasar global.

Saat minyak Iran sudah masuk pasar, maka ada kemungkinan harga bakal turun seiring bertambahnya pasokan. Akan tetapi sekarang itu belum terjadi, kesepakatan nuklir masih berproses.

Jadi mumpung pasokan belum bertambah, investor masih berkenan untuk memborong kontrak minyak. Hasilnya jelas, harga pun melesat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Minyak Meroket 10% Pasca Israel Serang Iran