
OKAS Paling Cuan, OLIV Makin Parah Sentuh Rp 34/Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (24/8/2022) kemarin.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,44% ke posisi 7.194,706. IHSG kembali mendekati zona psikologisnya di 7.200.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka naik tipis di level 7.169,74. Pada perdagangan sesi I sekitar pukul 11:00 WIB, IHSG sempat menyentuh zona merah tipis. Tetapi setelah itu, IHSG kembali menguat.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 27 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 275 saham menguat, 246 saham melemah, dan 177 saham lainnya stagnan.
Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 815,62 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 795,82 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 19,8 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Saat IHSG kembali menguat, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Saham emiten jasa pengeboran dan perawatan sumur minyak yakni PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham OKAS ditutup meroket 31,65% ke posisi harga Rp 104/saham.
Nilai transaksi saham OKAS pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 12,04 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 123,49 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham OKAS sebesar Rp 172.600 di seluruh pasar.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 15 Agustus hingga kemarin, saham OKAS mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, melemah sekali, dan sisanya stagnan sebanyak 3 kali.
Dengan ini, maka saham OKAS telah mencatatkan kenaikan mencapai 33,33% dalam sepekan terakhir dan melejit 60% dalam sebulan terakhir.
Kabar terbaru menyebutkan OKAS tengah berniat mencari modal kerja untuk memperkuat posisi keuangan dan meningkatkan utilisasi rig perusahaan. Opsi menggandeng mitra guna menjaring pendanaan dalam bentuk kerja sama operasi menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan.
Menurut data perusahaan, permintaan jasa pengeboran memang sedang tinggi-tingginya. Utilisasi rig perusahaan mengalami kenaikan sekitar 40% pada sepanjang Januari-Juni 2022 jika dibandingkan periode sama tahun 2021.
Maka dari itu, menurut rencana OKAS, nantinya dana yang berhasil didapat bakal dipergunakan sebagai modal kerja untuk memaksimalkan peluang pasar dan meningkatkan utilisasi rig.
Lini usaha jasa pengeboran dan perawatan sumur minyak merupakan salah satu dari lini usaha OKAS. Lini usaha ini dilakukan melalui entitas anak, yaitu PT Bormindo Nusantara (BN). Jumlah kontribusi pendapatan entitas anak usaha tersebut berkisar 10-15% dalam total pendapatan konsolidasi OKAS.
Dengan potensi yang ada, berdasarkan laporan kinerja keuangan pada kuartal II-2022, OKAS berhasil mencatatkan laba bersih mencapai Rp 40,22 miliar.
Saat IHSG ditutup kembali cerah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Saham emiten furnitur yakni PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera (OLIV) hingga kemarin masih bernasib kurang beruntung, di mana saham OLIV terus bertahan di jajaran top losers.
Pada perdagangan kemarin, saham OLIV kembali memimpin top losers, setelah beberapa hari sebelumnya berada di posisi kedua.
saham OLIV ditutup kembali ambruk 8,11% ke posisi harga Rp 34/saham. Nilai transaksi saham OLIV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,01 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 112,75 juta lembar saham.
Ambruknya saham OLIV telah berlangsung selama 10 hari terakhir, termasuk perdagangan kemarin. Koreksi saham OLIV sepanjang 10 hari terakhir berkisar 8-9%.
Dengan ini, maka saham OLIV semakin jauh di bawah harga penawaran perdananya (Initial Public Offering/IPO) di Rp 100/saham. Dari harga perdananya hingga harga penutupan kemarin, saham OLIV sudah ambles hingga 66%.
Dalam sepekan terakhir, saham OLIV ambruk 37,04%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham OLIV anjlok 66,67%.
Bahkan, saham OLIV sempat masuk dalam radar pemantauan Bursa Efek Indonesia karena terjadi penurunan harga saham yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA) pada 15 Agustus lalu.
Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham OLIV saat itu, Bursa pun sempat mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
Namun, pihak dari perseroan telah menjawab permintaan pertanyaan dari bursa. Perseroan telah menjelaskan Laporan Informasi terkait Fakta Material Keterbukaan Informasi terkait volatilitas transaksi saham.
Perseroan juga tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material lainnya yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 31/POJK.04/2015 Tentang Keterbukaan Informasi atau Fakta Material dan Peraturan Nomor I-E Tentang Kewajiban Penyampaian Informasi ketentuan butir poin III.2.1 dan IV.2.1. Lampiran Keputusan Direksi BEI Kep-00015/BEI/01-2021.
Perseroan juga menjelaskan bahwa tidak terdapat informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup Perseroan yang belum diungkap kepada publik.
OLIV juga tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.04/2017 Tentang Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka.
Hingga hari ini, BEI belum melepaskan notasi khusus yang disematkan di saham OLIV, yakni notasi Y, di mana saham OLIV belum menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sampai dengan 6 bulan setelah tahun buku terakhir.
Namun, perseroan sudah memiliki niat untuk melaksanakan RUPST dan sudah dipublikasikan di website Bursa pada 10 Agustus 2022 dan juga di website resmi Perseroan pada tanggal yang sama.
Adapun rencana penyelenggaraan RUPST tersebut akan dilaksanakan pada 26 September 2022.
Sebelumnya, emiten yang bergerak di bidang perdagangan furnitur ini resmi melantai di bursa saham domestik pada 17 Mei 2022 dengan melepas 400 juta saham di harga Rp 100/unit.
Namun sayang, dalam kurun waktu dua bulan terakhir, harga saham OLIV malah makin merana dan tak jauh bergerak di kisaran harga IPO.
Sebagai informasi, OLIV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan eceran furnitur untuk barang perlengkapan rumah tangga.
Sebagai perusahaan furnitur berbasis online melalui platform marketplace yang ada saat ini, OLIV berhasil mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berbelanja produk "High Touch" secara daring.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah