Simposium Jackson Hole Dimulai, Rupiah Hati-Hati!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 August 2022 07:55
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) hanya membuat rupiah menguat sehari saja melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Rabu, rupiah berakhir melemah tipis 0,07% ke Rp 14.835/US$.

Perhatian pelaku pasar sudah tertuju pada simposium Jackson Hole yang membuat rupiah sulit menguat.

Simposium tersebut akan dimulai Kamis (25/8/2022) dan berlangsung selama 3 hari, dan bisa membuat pasar finansial global gonjang ganjing.

Simposium Jackson Hole merupakan acara tahunan yang dihadiri oleh pimpinan bank sentral, menteri keuangan, akademisi hingga praktisi pasar finansial dari berbagai negara.

Simposium Jackson Hole ke 45 tahun ini mengusung tema "Reassessing Constraints on the Economy and Policy".

Dalam simposium tersebut, para peserta yang hadir akan membahas isu-isu perekonomian dunia saat ini.

Pasar menanti pernyataan ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell pada simposium Jackson Hole pekan ini, terutama terkait dengan inflasi.

Seandainya Powell menyatakan inflasi belum mencapai puncaknya, maka akan berdampak buruk ke pasar finansial. The Fed kemungkinan masih akan sangat agresif menaikkan suku bunga di bulan depan.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah melemah tipis kemarin. Resisten kuat Rp 14.885/US$ hingga Rp 14.890/US$ yang merupakan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50), mampu menahan pelemahan rupiah dan berbalik menguat tajam Selasa (23/8/2022).

Rupiah yang disimbolkan (USD/IDR) sebelumnya melemah 5 hari beruntun yang membuatnya kembali ke atas Rp 14.730/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Pelemahan rupiah yang disimbolkan USD/IDR pun berlanjut Senin (22/8/2022) kemarin.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian sudah naik dari wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic bergerak naik tetapi belum mencapai wilayah jenuh beli, sehingga tekanan bagi rupiah masih cukup besar.

MA 50 menjadi resisten terdekat jika ditembus secara konsisten rupiah berisiko merosot di ke ke Rp 14.930/US$, sebelum kembali mendekati Rp 15.000/US$.

Sementara support terdekat berada di kisaran Rp 14.830/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa rupiah ke Rp 14.800/US$, sebelum menuju Rp 14.770/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular