Tak Lagi Menurun, Suku Bunga Kredit Bakal Segera Naik?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 August 2022 16:50
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Likuiditas perekonomian Indonesia masih terus tumbuh pada Juli, begitu juga dengan penyaluran kredit yang lagi-lagi mencatat pertumbuhan dua digit. Namun, tingkat suku bunga kredit sudah tak lagi menurun, dengan Bank Indonesia (BI) yang mengerek naik suku bunga acuannya Selasa kemarin, tentunya ada risiko suku bunga kredit akan naik ke depannya.

Berdasarkan laporan Analisis Perkembangan Uang Beredar (M2) edisi Juli yang dirilis BI hari ini,likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 9,6% year-on-year (yoy) menjadi Rp 7.846,5 triliun pada Juli. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 10,7% (yoy).

Uang beredar dalam arti sempit (M1) tercatat tumbuh 14.9%, sementara uang kuasi pertumbuhannya 3,2%.

Penyaluran kredit dilaporkan tumbuh 10,5% (yoy) lebih tinggi dari bulan Juni 10,4% (yoy) Nilai kredit pada Juli tercatat sebesar Rp 6.143,7 triliun.

Kredit modal kerja masih mendominasi pertumbuhan. Tercatat pada Juli tumbuh 12,9% menjadi 2.812,4 triliun. Kredit konsumsi juga masih tumbuh 7,6%, sementara kredit investasi pertumbuhannya melambat menjadi 9,5% dari sebelumnya 10,3%.

idrFoto: Bank Indonesia

Meski demikian, rata-rata tertimbang suku bunga kredit dilaporkan sebesar 8,94% pada Juli sama dengan bulan sebelumnya. Artinya, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tidak lagi menurun.

Ke depannya suku bunga kredit akan menjadi perhatian, sebab BI kemarin sudah menaikkan suku bunga acuannya.

Dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,5%," ungkap Perry dalam jumpa pers usai RDG BI Agustus, Selasa (23/8/2022).

Kenaikan suku bunga acuan biasanya akan direspon kenaikan suku bunga kredit. Namun, jika berkaca dari 2018, ketika BI menaikkan suku bunga sebanyak 5 kali dengan total 175 basis poin menjadi 6%.

Suku bunga kredit nyatanya malah menurun. Berdasarkan data dari CEIC, rata-rata suku bunga kredit konsumsi di Indonesia pada awal 2018 sebesar 12,64%, setelahnya malah terus menurun. Di akhir 2018 berada di 11,73%, kemudian di akhir 2019 11,62%.

Hingga Juli tahun ini, suku bunga kredit konsumsi berada di 10,28%.

Artinya, meski BI mengerek suku bunga acuannya sebanyak 175 basis poin di 2018, tidak serta merta diikuti kenaikan suku bunga kredit.

Hal yang sama juga terjadi pada kredit modal kerja dan kredit investasi. Di awal 2018 rata-rata suku bunga keduanya masing-masing 10,72% dan 10,51%, sementara pada Juli 2022 berada di 8,4% dan 8,16%.

Namun, jika dari 2014 lalu kenaikan suku bunga acuan BI saat itu membuat suku bunga kredit juga naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI: Uang Beredar Tumbuh 5,4%, Tembus Rp8.721,9 T di Awal Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular