Dear Warga RI, Kurs Euro Kini Lebih Murah dari Dolar AS!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 August 2022 15:25
Mata uang Euro
Foto: Mata uang Euro (REUTERS/Benoit Tessier)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro jeblok di tahun ini melawan rupiah. Kini nilainya lebih murah ketimbang dolar Amerika Serikat (AS) sejak Senin kemarin.

Pada perdagangan Selasa (23/8/2022), pada pukul 13:33 WIB kurs euro diperdagangkan di kisaran Rp 14.777/EUR, sementara dolar AS di Rp 14.900/US$. Kali terakhir kurs euro lebih murah ketimbang dolar AS terjadi 20 tahun lalu, tepatnya sejak November 2002.

Jebloknya kurs euro tidak lepas dari risiko resesi hingga stagflasi yang dialami Eropa. Penyebabnya, inflasi yang sangat tinggi akibat mahalnya harga energi.

Kondisi tersebut bisa lebih parah setelah Rusia akan menghentikan lagi penyaluran gas melalui, pipa Nord Stream 1.

Hal itu akan berlangsung dari 31 Agustus hingga 2 September. BUMN gas Rusia, Gazprom mengatakan ada masalah teknis dengan satu-satunya kompresor pipa yang tersisa membutuhkan perbaikan lagi.

Rusia memang telah secara drastis mengurangi pasokan gas alam ke Eropa dalam beberapa pekan terakhir. Aliran melalui pipa Nord Stream 1 yang saat ini beroperasi hanya 20% dari volume yang disepakati.

Moskow sendiri terus menyalahkan peralatan yang rusak dan tertunda atas penurunan tajam pasokan gas. Namun sejumlah negara seperti Jerman, sudah dengan lantang menyebut, hal ini sebagai manuver politik, merespon berbagai sanksi yang diberikan ke Rusia.

Dihentikannya pasokan tersebut membuat harga gas kembali melambung yang bisa mempertinggi inflasi.

Inflasi yang tinggi menggerus daya beli masyarakat, sementara suku bunga yang tinggi akan menunda ekspansi dunia usaha. Alhasil, perekonomian akan menjadi gelap.

Presiden Bundesbank, Joachim Nagel, memprediksi inflasi akan menembus dobel digit dan ke level tertinggi dalam 70 tahun terakhir. Inflasi di Jerman sendiri pada bulan Juli tercatat sebesar 7,5% yang merupakan level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, sementara di zona euro sebesar 8,9% yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Meski demikian, Nagel mengatakan suku bunga harus terus dinaikkan meski risiko resesi semakin besar.

"Masalah inflasi tidak akan hilang di 2023. Disrupsi supply, tensi geopolitik masih akan berlanjut. Sementara Rusia mengurangi pasokan gas dengan drastis, harga gas alam dan listrik sudah naik lebih tinggi dari perkiraan," kata Nagel, sebagaimana dilansir Financial Times, Minggu (21/8/2022).

Harga listrik di Jerman mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, naik tujuh kali lipat dibandingkan tahun lalu. Penyebabnya, harga gas yang meroket 10 kali lipat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Dolar AS Perkasa & Euro Melemah, Rupiah Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular